MENU

Meneropong Jaringan Komunikasi Para Koruptor

Studi jaringan komunikasi pada lingkaran koruptor merupakan kajian penting karena dapat melihat pola jaringan komunikasi lingkaran koruptor yang terjadi dalam berbagai pengaturan atau “setting”, seperti “the individual level”, “the dyadic level”, “the triad level”, dan “the global level” (Monge dan Contractor, 2003: 57-61).

Pada “the individual level” atau bisa dinamakan dengan “the nodal” atau “actor level”, menunjukkan sifat dari entitas jaringan. “The individual level” tersebut bisa berupa orang atau sekelompok orang yang memainkan peranan dalam suatu jaringan. “The individual level” bisa menjadi sumber informasi awal bagi KPK.

Selanjutnya, pada “the dyadic level” yang juga disebut sebagai “the link” atau “tie level”, akan menunjukkan dua ikatan di antara titik dalam jaringan komunikasi koruptor. Sifat dari “the dyadic level” ini berkaitan dengan isu kebersamaan dan pertukaran.

Pada “the triad level”, terjadi kombinasi dari aktor koruptor dalam jaringan. “The triad level” ini terjadi bila orang/aktor A berikatan dengan orang/aktor B, B berikatan dengan C, serta A berikatan dengan C.

Pada “the global level”, akan menunjukkan adanya keseluruhan jaringan. Tipe ini memperlihatkan adanya kepadatan dari suatu jaringan dan juga tingkat sentralitas. Tingkat sentralitas tergantung pada kemampuan orang/aktor dalam mengalirkan pesan atau sebagai sumber informasi.

Relasi dalam Jaringan Relasi antara aktor dalam jaringan komunikasi koruptor harus dipahami dalam konteks relasional tertentu. Relasi antara koruptor A dan koruptor B, misalnya, hanya bisa dipahami apabila dikaitkan dengan relasi dengan koruptor C, atau dengan struktur jaringan lebih besar.

Dalam jarigan komunikasi koruptor, posisi seorang koruptor tidaklah independen. Namun, ditentukan oleh relasi dengan koruptor-koruptor lain dalam jaringan sosial. Untuk mengerti bagaimana posisi seorang koruptor atau relasinya dengan koruptor lain, bisa dilihat relasi koruptor tersebut sebagai aktor yang memiliki hubungan dengan aktor-aktor lain dalam jaringan.

Aktor dan relasi aktor pada analisis jaringan harus dilihat dalam perspektif struktural. Posisi aktor ditentukan oleh posisi aktor lain dalam struktur. Aktor bisa menempati posisi yang berbeda apabila berada dalam suatu struktur tertentu. Analisis jaringan bersifat struktural, mengaitkan aktor dengan aktor lain, aktor dengan kelompok, dan pada akhirnya aktor dengan sistem secara keseluruhan (Moge, 1987: 247-248).

Pada kasus korupsi KTP-el, misalnya. Posisi Setya Novanto sebagai mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar dan politikus Golkar Markus Nari berada pada “the dyadic level”. Posisi keduanya menunjukkan ikatan dalam jaringan. Sifat dari “the dyadic level” ini berkaitan dengan isu kebersamaan dan pertukaran. Terlebih, keduanya pernah berada dalam afiliasi politik yang sama.

Mantan pejabat Kemdagri Irman dan Sugiharto serta pengusaha rekanan Kemdagri Andi Agustinus alias Andi Narogong dapat dikategorikan sebagai “the triad level”. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, “the triad level” ini terjadi bila orang/aktor A berikatan dengan orang/aktor B, B berikatan dengan C, serta A berikatan dengan C.

Dirut PT Quadra Solution Anang Sugiana Sudihardjo bisa dianalisis dengan “the individual level”. Dia bisa menjadi sumber informasi bagi KPK.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER