Dari mana keyakinan saya sejak awal, bahwa info itu adalah kabar bohong atau hoaks? Sangat mudah. Semudah kita mengenali mana anak kita yang perempuan dan mana yang laki laki, hanya dari suaranya, tanpa perlu melihat wajah mereka. Karena suara anak kita telah terekam sebagai informasi di otak kita, dan menjadi pengetahuan di otak kita, yang bisa langsung mengenali siapa pemiliknya.
Informasi yang terekam di otak saya, yang kemudian bisa mengenali bahwa info adanya 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos paslon nomor urut 01, adalah hoaks, bukan suara pria di rekaman tersebut. Tapi informasi tentang tahapan Pilpres dan Pemilu 2019, serta apa yang harus dilakukan Paslon untuk mengikuti tahapan tersebut.
Informasi tentang tahapan Pilpres 2019 yang ada di otak saya, yang sudah berkali kali dipublikasikan KPU, adalah instrumen yang langsung mengenali bahwa info tersebut adalah hoaks.
Sebagaimana diketahui, sesuai tahapan Pilpres 2019, KPU akan mencetak surat suara untuk digunakan pada hari pencoblosan 17 April 2019. Untuk mencetak surat suara ada tahapan yang harus dilakukan KPU (selain tender pengadaan), yaitu melakukan validasi surat suara dengan masing-masing paslon di Pilpres 2019.
Apa yang divalidasi? Salah satunya adalah FOTO PASLON yang akan dicetak di surat suara tersebut. Foto yang dicantumkan tentunya adalah yang diserahkan oleh paslon 01, Jokowi-KH Ma’ruf Amin dan foto yang diserahkan paslon 02, Prabowo-Sandiaga Uno.
Nah, sampai info hoaks itu beredar, belum ada kegiatan untuk memvalidasi foto di KPU, yang akan digunakan oleh kedua paslon di surat suara. Artinya kedua paslon belum menyerahkan foto resmi yang akan digunakan di surat suara.
Nah, jika foto resminya saja belum diserahkan dan divalidasi bersama paslon dan KPU, bagaimana mungkin sudah ada surat suara yang dicetak di China dan dikirim ke Indonesia? Bagaimana mungkin, ada pihak yang bisa menebak dengan tepat FOTO yang akan dipergunakan Prabowo-Sandiaga, misal, untuk digunakan di surat suara? Padahal kubu Prabowo-Sandiga sendiri belum pernah merilis foto resmi untuk dicantumkan di surat suara. Bahkan jangan-jangan belum pernah berfoto untuk dicetak di kertas suara.
Jadi dengan informasi sederhana tersebut, yang terekam di otak saya, sangat mudah mengenali dari awal bahwa kabar soal 7 kontainer berisi surat suara ini adalah hoaks.
Yang membuat saya heran, kenapa para politisi, terutama yang menyebarkan info hoaks ini di akun media sosial (walau dalam bentuk tanya sekalipun) tidak mengenali bahwa info ini adalah hoaks?
Padalah para politisi ini (juga ada beberapa tokoh) adalah orang-orang yang berada di kubu salah satu paslon di Pilpres 2019 ini. Pasti mereka lebih tahu dari saya, bahwa paslon yang mereka dukung belum menyerahkan FOTO ke KPU untuk nantinya di validasi dan dicetak di kertas suara.
Yang jadi tanda tanya sekarang, apa yang menyebabkan para politisi tersebut tidak bisa mengenali hoaks yang nyata-nyata demikian mudah dikenali?
Semoga tak terulang.
Surabaya, 3 Desember 2019.
FK
Kontestasi politik bukanlah arena perang untuk saling menghancurkan demi raih kemenangan, tapi arena untuk meyakinkan rakyat sebagai pemilik kedaulatan bahwa anda adalah yang paling layak diberi amanah.
