Oleh: Denny JA*
SERUJI.CO.ID – Pernyataan John Meynard Keynes banyak dikutip. Ujarnya: para diktator yang nampak begitu berkuasa, sebenarnya hanyalah budak dari gagasan seorang pemikir. Disadari atau tidak, diktator bahkan negara yang absolut seperti komunisme atau fasisme hanyalah eksekutor dari pemikir ideologi itu.
Gagasan adalah raja. Para aktivis, intelektual publik, penulis, penyair bahkan politisi semua dapat ditanya hal yang mendasar itu. Gagasan apa yang sebenarnya dirimu perjuangkan? Di balik karya, apakah itu buku, puisi, lagu, social movement atau gerakan politik, tetap bisa dilacak lebih jauh. Gagasan apa yang sedang dirimu dakwahkan?
Pertanyaan ini sudah mengganggu saya ketika pertama kali memutuskan menjadi aktivis mahasiswa dan intelektual muda di tahun 80-an, tiga puluh tahun lalu.
Dunia modern menyediakan begitu banyak gagasan dan cita-cita sosial. Gagasan mana yang lebih menumbuhkan passion, yang membuat saya merasa beharga bahkan mendedikasikan hidup seluruh?
Hampir setiap sepuluh tahun sekali saya pertanyakan lagi hal yang sama. Bertambahnya wawasan dan jam terbang, adakah pengaruh terhadap gagasan yang saya pilih?
Dalam perenungan yang dalam, seringkali seolah saya bercermin. Namun bukan cermin melihat penampilan fisik. Tapi cermin melihat wajah batin yang menjadi kawah bagi gagasan yang saya hayati.
Apa sebenarnya gagasan yang menjadi nafas saya?
-000-
Ini buku yang saya tulis ke 53 yang diterbitkan. Sejak mahasiswa saya sangat rajin menulis, menjadi kolumnis tetap aneka media. Saya pernah pula menjadi host TV nasional dan radio. Semua soal isu politik muthakhir. Sudah lebih dari 1000 kolom pernah saya tulis di semua media nasional saat itu.
Sayapun memiliki lembaga riset, LSI, yang sudah melakukan mungkin total lebih dari 1000 kali riset. Saya juga menulis puisi, pernah mencoba membuat film layar lebar, membuat lukisan digital, mencipta lagu.
Buku ini kumpulan tulisan saya tiga tahun terakhir. Sama seperti di era ketika mahasiswa, saya tertarik mendalami isu yang sangat luas, mulai dari politik, sastra, agama, peradaban hingga entrepreneurship.
Sungguhpun isunya luas, namun terasa gagasan dasar yang sama. Aneka tulisan itu datang dari batin campuran dunia timur dan barat.