gula-semut-desa-gelaranyar-cianjur
Sumber: inovasidesa.or.id


Ahmad Erani Yustika

 


SERUJI.CO.ID – Hari ini yang saya lihat adalah gairah. Tiba di gedung yang sederhana di Kecamatan Girimarto – Wonogiri, yang tampak adalah paras cerah warga desa yang optimis menjemput masa depan. Mereka sabar menanti, tekun mendengarkan, juga kerap manggut-manggut tanda paham agenda pemberdayaan. Baju yang dikenakan dan polesan di wajah tidak terlihat untuk unjuk penampilan, namun tanda kesiapan untuk bekerja memuliakan pembangunan.

Di mulut pintu gedung pertemuan, para pengelola Bumdes menampilkan aneka produk yang telah diolah dengan kemasan yang cantik. Ada bungkus kopi robusta, kripik pare, susu sapi fermentasi, pelembab wajah berbahan baku susu, dan ragam komoditas olahan lainnya yang dibuat dengan cinta dan air mata. Seluruhnya membanggakan karena kualitasnya terjaga, kemasannya mempesona, dan inovasinya banyak rupa.

Mereka mampu, bahkan sangat tangguh. Hanya selama ini tidak menyembul sebab kurang diberi ruang, juga sumber daya tak diberikan. Ketika Dana Desa dikucurkan dan ruang dibuka, kreativitas mereka sontak membuncah. Saat kami datang ke fasilitas Embung dan Rumah Pakan Ternak yang telah terbangun dari bantuan Ditjen PKP Kemendesa, maka sesungguhnya itu hanyalah hilir dari bara api semangat yang telah menyala. Fasilitas itu akan terpakai karena mereka punya gagasan. Aneka rencana sudah disusun oleh para pengelola Bumdes Bersama, tanda mereka telah mengisi lembaga ekonomi itu dengan hati dan pikiran.

Nyala api yang sama juga ditemui ketika kami meresmikan Pasar Kawasan di Tulungagung. Pasar tersebut sebentar lagi pasti akan hiruk pikuk dengan pedagang dan transaksi barang. Jika itu terjadi, kemajuan itu bukan semata diakibatkan oleh bangunannya yang bagus atau lokasinya yang strategis (di pinggir jalan raya), namun oleh sebab hasrat yang berpendar dari warga dan perangkat desa. Para pendamping juga memandu dengan kasih sayang, bukan sekadar pengetahuan. Hujan dan angin yang amat lebat tak membuat mereka meninggalkan tempat, karena mereka yakin itu tanda datangnya keberkahan.

Hari ini yang saya lihat adalah gairah. Hasrat yang sama berpendar diseluruh pojok kawasan perdesaan di Nusantara. Gerakan ini tak bisa dihentikan, akan terus melaju menjadi agenda perubahan. Masa depan tidak selalu dapat diraih dengan modal kelimpahan, namun bisa direbut dari keterbatasan yang diperjuangkan.

 

Malang, 2 Februari 2018

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama