Ayat ini menunjukkan bahwa segala amalan umat Islam yang diniati mengikuti dan meneladani perilaku Rasulullah SAW, adalah termasuk amalan sunnah yang diperintahkan oleh Allah.
Sedangkan umat Islam yang mengamalkan salah satu dari ayat suci Alquran, serta mencontoh perilaku Rasulullah SAW, pasti tidak akan sia-sia baik di dunia apalagi di akhirat, dan pasti mendapatkan pahala yang besar dari Allah.
Demikian juga termasuk sunnah itu mencontoh Rasulullah SAW yang mengajak tiga orang shahabatnya untuk berziarah ke lembah Uhud, bukan sekedar mendatangi lembahnya, melainkan mendaki gunung tersebut.
Hal ini beliau SAW lakukan, karena beliau SAW sangat mencintai gunung Uhud yang bersejarah itu.
Perlu diingat pula, bahwa Beliau SAW mendatangi lembah Uhud ini, karena tidak lepas dari keberadaan makam pamanda Beliau SAW yang juga sangat dicintainya, yaitu Sayyidina Hamzah bin Abdil Mutthalib RA.
Untuk membuktikan argumentasi ini, perlu kiranya membuka ulang peristiwa perang Uhud, yang terjadi pada awal-awal tahun hijrah Rasulullah SAW ke kota Madinah. Karena di situlah Ummat Islam dapat mengenang Sayyidina Hamzah bin Abdil Mutthalib RA.
Rasulullah SAW memandang dengan penuh duka dan kesedihan, tatkala menyaksikan penderitaan yang dialami oleh Sayyidina Hamzah bin Abdil Mutthalib, sang pahlawan sekaligus sebagai panglima perang Uhud, akibat tancapan tombak dan perbuatan mutilasi yang dilakukan oleh Wahsyi si budak milik Hindun di saat perang Uhud berkecamuk.