Apakah kita lantas memilih su’udzon pasti RK telah tergadai dan menjadi antek mereka? Hellow? Itu prasangka.. Kenapa kita suka sekali dengan permusuhan? Kenapa kita seakan bernafsu sekali untuk menghabisinya? Kenapa juga kita tidak bisa berfikir cerdas untuk memanfaatkan keadaan? Kenapa tidak dukung RK dan menjaganya tetap menjadi aset umat?

Bahkan ketika Ridwan Kamil menanggapi reuni 212 dengan kalimat “lihat urgensinya” kita langsung memvonis dia anti-reuni212, tidak menyukai umat Islam yang bersatu. Padahal, di mana salahnya kalimat tersebut? Apakah AA Gym datang? Apakah Ustadz Ma’ruf Amin datang? Lantas apakah kita akan menyalah-nyalahkan mereka? Justru pernyataan RK memberi ruang bagi kita agar kita tidak memvonis beliau-beliau tersebut tidak di barisan kita. Sebab beliau-beliau bisa jadi memiliki agenda yang lebih urgent di waktu itu. Nah, kenapa kita memilih mengartikan negatif pernyataan RK? Dan juga mengajak orang-orang semakin negatif? Jangan-jangan kita sendiri juga hobi mengadu domba? Naudzubillah.

Kalaulah misalnya Ridwan Kamil pernah khilaf dalam menyikapi LGBT. Hellowww, dia juga manusia. Tugas kita sebagai sesama muslim adalah menasehatinya dengan cara yang baik. Di mana semangat kita untuk saling menasihati dalam nenetapi kebenaran dan kesabaran kalau kita justru membulli dia, menjongkrokkan dia, membuatnya benar-benar jatuh ke jurang yang dalam? Bagaimana jika dia benar-benar jatuh ke tangan mereka lantas menjadi juru kampanye LGBT? Siapa yang paling dirugikan? Maka patut untuk direnungi, jangan-jangan kita sendiri yang berperan menghabisi aset umat Islam.

Kalau diibaratkan muslim ini sedang berjalan bersama dalam sebuah barisan. Tiba-tiba Ridwan Kamil terpeleset sehingga keluar dari barisan. Tidakkah kita terbayang ada sekelompok orang yang sambil ongkang-ongkang kaki di tepi pantai sedang menyaksikan, lantas dia tepuk tangan sambil menyoraki “Jongkrokkin! Jongkrokkin! Jongkrokkin!”? Dan kita menjadi semangat sekali ‘menjongkrokkan’ atau ‘menghabisi’ RK. Padahal, bukankah seharusnya kita menariknya kembali dalam barisan kita?

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama