Siapakah di jagad maya yang tak mengenal nama Ridwan Kamil? Bisa-bisa dia mendapat award netizen paling kudet sejagad maya! Ridwan Kamil adalah seorang walikota dengan segudang prestasi. Namanya sangat terkenal di dunia maya dan belakangan digadang-gadang untuk menjadi gubernur bahkan tak tanggung diharapkan untuk menjadi presiden suatu saat nanti. Dan hal yang paling mendasar dalam perbincangan kita kali ini: dia adalah seorang muslim. Aset yang berharga bagi umat Islam. Namun sayang, belakangan ini agaknya ia “terpeleset”.

Diakui atau tidak, pesta demokrasi tahun 2014 lalu praktis telah membelah anak bangsa ini menjadi dua bagian yang hampir selalu berseberangan dalam menyikapi setiap kasus. Disusul kemudian penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok dan bagaimana hukum bertindak atasnya, makin membelah persatuan anak bangsa di negeri ini. Hingga mampu membelah partai-partai yang ada di senayan. Adalah kemudian muncul kelompok partai pembela penista agama. Yang mana hal ini menegaskan ketidak-layakan mereka untuk dipilih karena telah membela penista agama.

Keadaan di mana anak-anak bangsa yang sedang terbelah, telah menciptakan sebuah sensitivitas tingkat tinggi. Bagi kelompok pembela ulama dan agama, siapa pun orang yang berdekatan dengan kelompok penista agama rasanya sangat layak untuk dimusuhi, bahkan seakan sangat layak untuk dihabisi. Termasuk menyikapi sikap Ridwan Kamil atas ‘kedekatannya’ dengan partai pembela penista agama. Tanpa berfikir panjang, kita lebih memilih bersikap sporadis.

Coba kita berfikir sedikit sebelum negatif. RK bukanlah kader partai manapun. Sementara partai-partai pembela ulama dan agama seperti PKS atau Gerindra pasti memiliki kadernya sendiri. Apakah mereka tidak akan mengangkat kadernya sendiri? Bayangkan jika RK yang dicalonkan, apakah tidak terpecah suara partai tersebut?

Sebaliknya, apakah kita tidak melihat salah satu partai besar pendukung penista agama telah terpecah atas sikap RK? Buktinya silahkan simak: https://seruji.co.id/fokus/600-pengurus-golkar-se-jabar-tolak-ridwan-kamil/.

Lalu, seandainya partai-partai kelompok penista agama bersatu dan mereka mengusung Jalaluddin Rakhmat pemimpin syiah sebagai calon gubernur. Lalu mereka menang. Apa nggak monyong kita? Bukankah kita diuntungkan dengan RK yang jadi calon gubernur, seandainya kenyataan pahit itu terjadi?

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama