Pemilihan umum sebagai pesta demokrasi sebagai sarana rakyat menggunakan hak pilihnya untuk menentukan kepala daerah, wakil rakyat dan kepala negara. Dalam pemilihan kepala daerah ini banyak terjadi hal-hal yang dapat dikatakan “aneh”, dimana dalam suatu daerah beberapa partai politik berseberangan dan di daerah lain berkoalisi. Parpol-parpol ini berdalih untuk menampung aspirasi masyarakat di daerah tersebut, meskipun terkadang penentuan pilihan calon kepala daerah menjadi sumber perpecahan di internal partai tersebut.
Dalam pemilihan legislatif tentunya setiap partai akan berjuang sendiri-sendiri untuk mendapatkan simpati masyarakat yang tentunya akan berimbas pada jumlah kursi yang akan didapat di Dewan Perwakilan Rakyat. Hasil pilkada termasuk akan menjadi landasan masyarakat dalam menentukan partai politik mana yang akan mampu mewakili aspirasi mereka.
Pemilihan kepala presiden masih menunggu dilaksanakan pemilihan legislatif dan akan dilaksanakan tahun 2019. Bapak Jokowi dan bapak Prabowo merupakan sosok yang sudah memastikan akan maju sebagai kontestan dalam pemilihan presiden nanti. Dua sosok yang secara head to head tidak dapat dibandingkan, bukan karena tidak selevel akan tetapi dikarenakan tidak ada yang pantas untuk dibandingkan. Hal ini dikarenakan antara mereka berdua memiliki sifat yang saling mengisi bukan untuk dibandingkan.
Pak Jokowi dengan background pengusaha yang sudah tentu “mindset” nya dalam bernegara adalah dalam perekonomian dan pembangunan. Kalau kita cermati pembangunan-pembangunan yang dilakukan saat ini adalah pembangunan yang menuju ke arah industrialisasi bukan pengembangan sumber daya manusia. Begitu juga dengan kunjungan beliau ke negara lain, orientasi kunjungan selalu pada kerjasama ekonomi bukan pada kebangsaan. Secara sederhana pemikiran bahwa kemandirian bangsa tercermin dari kemandirian ekonomi suatu bangsa.
Pak Prabowo adalah seorang pensiunan militer yang sudah berpengalaman dalam strategi perang dan juga berpolitik. Sebagai seorang pensiunan militer yang tentunya memiliki jiwa nasionalis yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Bagaimana beliau di usia yang sudah tidak muda lagi tetap bersemangat memberikan pandangan dalam bernegara dan bahkan ikut berkompetisi dalam pemilihan presiden kali ini. Kedaulatan negara dan harga diri sebuah bangsa tentunya akan menjadi prioritas beliau. Keamanan sosial politik dalam suatu negara tentunya akan menjadikan negara tersebut menjadi sebuah negara yang bermartabat dan akan memberikan kemudahan dalam pembangunan sumber daya manusia dan menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Para loyalis kedua calon presiden tersebut begitu semangat “menggoreng” isu-isu politik yang bertujuan untuk menaikkan elektabilitas calon presiden dan terkadang menggunakan isu-isu negatif untuk menurunkan elektabilitas calon presiden lainnya.
Tentunya kita mengharapkan adanya sosok yang merupakan gabungan antara Jokowi dan Prabowo. Memiliki jiwa nasionalis dan kebangsaan yang kuat dan juga memahami perekonomian bangsa ini. Sehingga dapat mewujudkan bangsa yang bermartabat dan kuat perekonomian masyarakatnya.
Mereka berdua juga tidak mungkin disatukan untuk menjadi capres dan cawapres, berpijak pada pernyataan yang sering mereka sampaikan di media massa. Mereka sudah menyatakan untuk menjadi calon presiden bukan wakil presiden.
Jokowi dan Prabowo akhirnya akan menjadi pilihan terakhir ketika tidak ada lagi pilihan untuk calon presiden mendatang. Kalau di gambarkan negara ini adalah sebuah restoran dan anggota legislatif sebagai kokinya, maka capres Jokowi dan Prabowo adalah menu lama yang dihangatkan. Secara otomatis maka rakyat bangsa ini memilih pilihan yang bukan pilihan hatinya.
Peran wakil rakyat dan partai-partai politik sangat dibutuhkan untuk memberikan pilihan yang baik bagi masyarakat bangsa ini. Mereka harus mampu melakukan penyaringan pada para calon pemimpin yang potensial. Parpol adalah termasuk “mesin” yang berfungsi mendidik calon-calon politikus pemimpin, bukan berlindung pada pemimpin-pemimpin untuk mengamankan posisinya dalam percaturan perpolitikan bangsa ini.