Saya seorang wisatawan asal Yogyakarta yang sedang berkunjung ke Surabaya. Dari banyak berita yang saya dapat tentang Kota Surabaya, tota kota di kota ini sudah di atas rata-rata kota lainnya di Indonesia, terutama karena banyaknya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang nyaman untuk bersantai dan trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki.

Beberapa kali kesempatan ke Surabaya, saya mencoba membuktikan apa yang saya baca dan lihat dari berita-berita, tentang kesuksesan Walikota super, Ibu Tri Rismaharini. Alhamdulillah, beberapa spot di kota Surabaya memang membuktikan kabar tersebut. Dua RTH, seperti Taman Bungkul di Darmo dan Taman Korea nyaman untuk duduk-duduk melepas penat.

Hari ini, 13 September 2017, saya memutuskan untuk berjalan kaki dari Hotel di Jalan Sutomo menuju Stasiun Surabaya Gubeng. Berharap pedestrian nyaman yang akan saya lalui.

Duh kecewanya, ternyata tidak saya dapatkan di awal rute jalan kaki saya. Sepanjang jalan Sutomo, trotoar tak terawat dan banyak lubang tersebar merata. Saya harus memutuskan berjalan kaki melewati bahu jalan raya, untuk menghindari lubang-lubang tersebut. Aman bagi saya, karena mata saya masih normal.

Tapi bagaimana jalur ini bisa dilintasi dengan aman dan nyaman bagi orang berkebutuhan khusus? Bagi tunanetra, ibu hamil maupun pengguna kursi roda, pedestrian di jalan ini tak bisa dilalui. Jalan melalui bahu jalan tentu tidak memenuhi standar keamanan berlalu lintas bagi pejalan kaki.

Trotoar ini terlihat sudah terbengkalai rusak dan berlubang cukup lama, terlihat dari lumut kering pada penutup-penutup drainase di atas trotoar.

Dengan catatan ini, saya berharap ada perbaikan pada jalur ini, agar senada dengan trotoar di Jalan Darmo yang berada di ujung Jalan Sutomo yang saya lalui. Saya rasa bukan hanya saya turis pejalan kaki yang mengalaminya. Ada beberapa turis mancanegara, yang kebetulan satu hotel dengan saya dan ingin bersantap siang di luar hotel, yang juga merasakannya.

*) Penulis: Denny R, traveller dari Yogyakarta, nama dan identitas lengkap ada pada redaksi.

6 KOMENTAR

  1. Memang saat ini belum semua jalan di Surabaya ada trotoar nya.
    Tapi menurut Saya kualitas trotoar nya memang tidak bagus. Anda benar, banyak tempat yang keramiknya retak bahkan lepas/hilang. Kalau suatu kota punya rencana mengandalkan public transport yang baik untuk mengurangi kemacetan jalan raya, kondisi trotoar yang seperti ini akan membuat pejalan kaki menjadi tidak nyaman dan aman bila berjalan dalam jarak yang cukup dekat dengan pengguna jalan yang lainnya.
    Kalau untuk penyandang cacat, seperti nya juga masih belum bisa lah mereka menggunakan trotoar di Surabaya. Sepertinya memang ada blindpath nya tapi cukup banyak yang tiba-tiba terputus karena ada tutup lubang saluran air atau pohon. Atau ada blindpath yang dibelak-belokkan untuk menghindari sesuatu. Masa mereka yang tuna netra justru dibuat seperti itu jalannya. Kalau Anda kemarin juga melewati trotoar di jalan Darmo sekitaran depan gedung BCA Darmo, Anda akan mengerti apa yang Saya maksud disini. Kalau pengguna kursi roda seperti nya semakin susahlah dengan semakin banyak nya trotoar yang diberi tiang-tiang penghalang.
    Sekitar 17 Agustus kemarin, Saya melihat ada acara jalan sehat yang diikuti cukup banyak peserta (tetapi masih tidak sebanyak pejalan kaki di trotoar di luar negeri seperti Singapura, Tokyo, dll) di jalan Dharmawangsa, meskipun di kiri dan kanan jalan itu sudah ada trotoar nya, Saya melihat hampir semua peserta nya berjalan di atas jalan raya, hanya satu dua orang saja yang berjalan di atas trotoar. Memang trotoar di sana keramik nya sudah banyak yang lepas/hilang padahal sepertinya juga belum terlalu lama trotoar nya dibuat.

  2. Komentar:setau saya trotoar di.jl.soetomo masih dalam tahap pembangunan karna sekarang masih ada proyek pembangunan gorong2 jadi wajar kalo kondisi trotoarnya mengenaskan karna menunggu proyek gorong2 selesai.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama