Posisi terkini umat islam dalam tataran global dunia memang sedang tidak di puncak, islamophobia melanda ke benak banyak warga dunia. Era sekarang yang banyak mengandalkan kemajuan bidang tehnologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan produsen tehnologi bisa mengambil banyak keuntungan finansial maupun non finansial, sehingga mereka bisa berada di posisi puncak. Dan kebetulan saat ini umat muslim tidak sedang menjadi penguasa tehnologi.
Kondisi ini sungguh memprihatinkan. Generasi muslim yang terlahir di era sekarang apabila tidak mempelajari sejarah kegemilangan islam pada jaman kejayaannya mungkin akan mudah merasa rendah diri. Dan merasa bahwa barat adalah lambang kemajuan sehingga apapun yang datangnya dari barat dianggap kamajuan termasuk budayanya yang tidak terkait denga tehnologi, misal free sex.
Kesadaran untuk mempelajari sejarah perlu menjadi agenda besar umat islam pada saat sekarang. Banyak hal yang bisa diambil manfaat dari mempelajari sejarah diantaranya bisa meningkatkan rasa percaya diri bagi muslim.
Sejarah mencatat tinta emas kegemilangan Islam di masa lalu, dimana pada saat itu muslimlah yang menjadi motor penggerak berkembangnya ilmu pengetahuan bahkan bisa dikatakan sebagai pusat peradaban.
Namun kegemilangan islam tersebut kurang dinampakkan dalam pelajaran sejarah di institusi pendidikan resmi di Indonesia bahkan di dunia secara umum. Maka kita sebagai muslim harus mempelajari sejarah secara informal.
Sejarah juga kadang terdistorsi oleh kepentingan penguasa ataupun kelompok –kelompok yang tidak sefaham, sehingga diperlukan kejelian dalam membaca sejarah dan mencari sumber yang valid, jangan mudah pula condong pada pendapat penulisnya. Bersikap obyektif ketika membacanya.
Kitab terpenting dalam sejarah islam menurut Dr Ustman bin Muhammad al Khamis mengatakan dalam salah satu buku sejarah yang disusunnya adalah kitab induk sejarah yang ditulis ath- Thabrani dalam kitab at Tarikh ada 4 alasan yang mendasari, yakni :
- Dekatnya jaman penyusunnya dengan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh para sahabat,
- Penyusun meriwayatkan semua dengan sanad,
- Kemuliaan penyusun dan tingkat keilmuannya,
- Mayoritas kitab sejarah mengutip riwayat-riwayat darinya.
Metode penulisan sejarah yang dilakukan ath Thabrani tertulis dalam mukadimah pada awal kitabnya, at Tarikh.
“orang yang membaca kitab ini hendaknya mengetahui bahwa sandaran saya dalam menyebutkan segala yang diketengahkan disini, yakni semua yang saya tulis, adalah berdasarkan hadits-hadits yang saya riwayatkan sendiri serta atsar-atsar yang saya sandarkan kepada para perawinya. Jika dalam kitab ini didapati cerita perihal orang-orang terdahulu, kemudian diingkari pembacanya atau dicela pendengarnya karena sama sekali jauh dari kesahihan, maka hendaklah dicamkan bahwa kekeliruan ini tidaklah datang dari kami, tetapi dari perawinya. Sebab kami hanya menukilkannya sebagaimana apa yang disampaikan kepada kami.”
Tertulis di Kitab at tarikh bahwa sejarah islam begitu cemerlang dan indah. Bukan sejarah yang hitam kelam seperti yang terlihat dari ungkapan-ungkapan para islamophobia. Maka sebagai generasi muslim mari belajar sejarah dari sumber yang valid, mari putar kembali roda sejarah yang memposisikan berada di atas.
Mari tegakkan kepala dan katakan dengan bangga pada seluruh alam semesta “Saksikanlah bahwa aku adalah seorang muslim.” Seorang muslim yang kaffah, muslim yang menginternalisasikan nilai-nilai adiluhung islam dalam kehidupan sehari-hari. Sebab sejarah mencatat kegemilangan peradaban islam hanya akan terwujud bila insan pelakunya kaffah dalam berislam. Dan pada hakikatnya pemicu kebanggaan kita berstatus muslim adalah karena keagungan ajarannya terseebut.