Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng mengadakan Workshop Anti Radikalisme selama 2 hari mulai 10 maret 2018 di Gedung Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Solo.
Sebagai Keynote Speach Prof.Dr.H Haedar Nashir, M.Si. Ketua Umum PP Muhammadiyah memaparkan perlunya penguatan kader-kader Muhammadiyah dalam pemahaman terhadap idiologi syiah,plurarisme dan radikalisme.
Dalam menghadapi kelompok-2 ,yang hadir sebagai berkah reformasi, Muhammadiyah tetap berdiri ditengah-tengah (wazidiyah) dan manhajnya bermahzab tarjih serta membawa islam maju dan tidak boleh anti kemajuan.
Peserta yang hadir 80 orang terdiri dari PWM Jateng dan PDM seluruh Jateng dan Organisasi Otonom di bawah Muhammadiyah.
Ketua Panitia Dr.H Hardiwinoto menyampaikan salah satu tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah agar dai-dai muda bisa mengambil sikap dalam menghadapi isme-2 yang marak saat ini khususnya Syi’ah,Pluralisme dan Radikalisme.
Sebagai pemateri Prof.Dr.H Yunahar Ilyas Lc.M.Ag. Wakil Ketua PP ,Rektor UMS Dr.H Sofyan Aniq, Msi. Prof.Dr.Suparman Syukur M.Ag. Drs.Danusiri M.ag dan Fathurrahman Kamal Lc.Msi Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
Dalam materi hari pertama, Revitalisasi Matan Keyakinan Muhammadiyah, Rektor UMS menguraikan kontribusi Muhammadiyah dalam pendidikan dasar dan menengah lebih dari 12 ribu dan 176 perguruan tinggi.
Dalam menjaga toleransi NKRI , dalam pendidikan, Sekolah Muhammadiyah di Manokwari mayoritas diisi non muslim, mereka bangga.menjadi anggota Muhammadiyah.Dalam bidang kesehatan menerima dari semua kalangan tanpa melihat latar belakang agamanya.Dengan kiprah organisasi tersebut sangat tidak tepat bila sematan radikal diberikan pada Muhammadiyah.
Selanjutnya dalam mengahadapi era digital 4.01 warga Muhammadiyah harus kembali pada panduan hidup Muhammadiyah antara lain mengedepankan kedisiplinan.
Pada bagian akhir sambutan Prof. Haedar Nashir mengajak dalam berdakwah tetap mengedepankan dengan cara penuh hikmah dan mauidhotil khasanah seperti di QS An Nahl 125.