Namun ada lagi kedzaliman yang berupa penindasan religi, misalnya jika ada pemimpin yang gemar mengancam keamanan warganya saat mereka mengadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian umum, atau mempersulit warga untuk beribadah kepada Allah dengan tenang, atau menerbitkan surat keputusan yang dapat mengebiri umat untuk menjalankan kewajiban syariat agamanya secara utuh, dan lain sebagainya.

Sy. Auf bin Malik RA mengabarkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sebaik-baik pemimpin (pemegang kendali pemerintahan) ialah orang yang kamu cintai dan mencintaimu, ia mendoakan kebaikanmu dan kamu mendoakan kebaikan untuknya. Sedangkan sejelek-jelek pemimpin ialah orang yang kamu benci dan ia membencimu, dan yang kamu mengutuknya dan ia mengutukmu.” (HR. Muslim).

Sebelum memilih seorang pemimpin demi kemashlahatan bagi umat Islam, baik untuk urusan dunia apalagi urusan akhiratnya, maka umat Islam berkewajiban menyeleksi para calon pemimpin secara detail, agar tidak “membeli kucing dalam karung”.

Jika umat Islam sudah berijtihad dengan sungguh-sungguh untuk memilih seorang pemimpin yang secara dhahir telah memenuhi kreteria sebagaimana yang diperlukan, lantas di kemudian hari ternyata pemimpin pilihan umat itu melenceng dari harapan umat, apalagi jika melanggar syariat, maka sang pemimpin itu sendirilah yang akan menanggung dosa dan resikonya kelak di hadapan Allah.

Sy. Ma’qil bin Yasar RA mengemukakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tak seorang pun yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan sorga baginya.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama