Poligami adalah ajaran islam. Seorang laki-laki boleh memiliki 4 orang istri dalam waktu yang sama. Kalau salah satu istri meninggal, atau diceraikan, si laki-laki boleh menggenapinya kembali menjadi 4, dengan menikahi satu lagi wanita. Tapi tidak boleh lebih.
Ajaran itu disebutkan dalam al-quran, “dan kawinilah wanita itu dua, tiga, atau empat. Tapi jika kamu khawatir tidak dapat berlaku adil kepada istri-istrimu itu, maka kawinilah satu saja“. Dan dicontohkan oleh nabi bagaimana pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari dengan menikahi banyak wanita. Inilah sunnah Nabi Muhammad saw. Maka, semua ummat islam di dunia ini yang beristri lebih dari satu, dari jaman dulu sampai jaman sekarang, bahkan sampai akhir jaman nanti, disebut menjalankan sunnah Nabi saw, dan mendapat pahala karenanya.
Sejak kecil kita belajar sejarah Nabi Muhammad saw, dari beliau kecil, remaja dan dewasa, sampai setelah beliau menjadi Nabi. Termasuk bagaimana beliau menjalani kehidupannya dengan para istrinya.
Tapi kalau kita tanyakan kepada anak-anak, remaja, dan orang dewasa sekalipun, berapa jumlah istri Rasulullah. Jawabannya hampir selalu “banyak”, tapi belum tentu jelas berapa jumlahnya. Kalau ditanyakan siapa-siapa saja istri Rasulullah saw, akan mulai sedikit yang bisa menjawab secara lengkap. Apalagi kalau ditanyakan lebih detil, dari suku apa saja istri-istri beliau, berapa usia mereka masing-masing ketika dinikahi, masih muda kah atau sudah tua, masih gadis atau sudah janda, berapa anaknya dengan masing-masing mereka, siapa-siapa namanya, mungkin hampir tidak ada yang menjawab dan lulus. Apalagi kalau sampai pada pertanyaan dalam konteks apa Rasulullah saw menikahi istri-istri nya tersebut, satu persatu, yang kesemua konteks itu adalah iktibar dan pembelajaran bagi kita, maka ibarat ujian, mungkin tidak ada yang akan lulus.
Sosok Rasulullah saw yang kita sebut contoh tauladan itu, ternyata belum kita pahami sepenuhnya. Makanya wajar ketika seorang pendeta yang pernah belajar islam (murtadin) menuduh sang tauladan saw adalah pengumbar syahwat dengan memiliki 23 orang istri, kita cuma melongo saja. Baru setelah ada ulama yg melakukan klarifikasi terhadap fitnah keji tersebut, kita pun tersadar dan marah, lantas balas menghujat. Salah satu klarifikasi itu datang dari mas
prihas053@gmail.com melalui akun facebooknya.
Dan sekarang, ketika muncul pernyataan bahwa Rasulullah saw ternyata tidak berpoligami, bahwa istri beliau hanya satu, mungkin kita juga terheran-heran. Wah, fitnah apa lagi nih….?
Ya, benar. Ini sangat serius. Mengapa yang ada dikepala kita hanyalah bayangan Rasulullah dengan banyak istrinya. Mengapa tidak langsung terbayangkan oleh kita bagaimana beliau saw, sampai umur 55 tahun, menikah dan setia hanya pada satu manita, Khadijah binti khuwailid, Radhiallahu’anha. Bahwa Rasulullah saw menjalani kehidupan berkeluarga selama hampir 30 tahun hanya dengan seorang istri saja.
Adalah fakta bahwa Nabi saw, tidak berpoligami sampai usia beliau 55 tahun, padahal menikahi banyak wanita adalah budaya arab pada saat itu. Adalah sangat logis pula, andaikata khadijah rha tidak meninggal dunia mendahului Nabi saw, mungkin tidak akan ada lagi istri-istri lainnya. Lihat bagaimana berdukanya beliau saw dengan meninggalnya sang istri tercinta. Hingga Allah swt hadiahkan israk mikraj untuk melipur lara sang kekasih, karena duka kehilangan sang istri tercinta.
Jadi, mohon maaf untuk yang merasa tertipu dengan judul diatas, demikian ini judul lengkapnya, Rasulullah tidak berpoligami, selama 55 tahun kehidupannya. Beliau hanya berpoligami setelah itu, dengan maksud dan konteks tertentu.
Kesimpulan itu terinspirasi setelah membaca data dibawah ini.
Mas prihas053@gmail.com telah meluangkan waktu mengumpulkan data-data para istri Nabi saw, diproyeksikan dengan tahun hijriyah dan masehi serta usia Nabi pada saat menikahi mereka, yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
Dari peta / tabel itu kita bisa menarik kesimpulan yang sangat penting:
“Sampai umur 55 tahun, Rasulullah tidak berpoligami“. Itu berarti 89% dalam hidupnya Rasulullah setia pada seorang istri. Sisanya, 12% barulah dijalaninya dengan berpoligami. Dimana Ayat poligami dengan batasan 4 istri, turun ketika beliau berumur 60 tahun.
Kalau demikian adanya, mengapa laki-laki merasa melakukan sunnah ketika istri mereka lebih dari satu? Bukankah ternyata lebih sunnah jika beristri satu?
Ternyata masih banyak hal yang perlu kita pahami tentang Rasulullah saw ini.
Wallahua’lam.
Hal seperti ini yang perlu disampaikan berulang agar yang tidak tahu menjadi tahu atau yang sudah tahu jadi ingat kembali, hal ini sangat penting untuk menjawab pertanyaan/pernyataan dari orang2 kafir jika sudah mengarah ke hal poligami apalagi ke Rasulullah.
Kurang finis tulisan membingungkan…