LONDON – Kurang dari sepekan setelah menggebrak dengan menjadi model berhijab pertama dalam kampanye sebuah iklan produk kosmetik global, L’Oreal, Amena Khan memutuskan mengundurkan diri (24/1).

Blogger kosmetik asal Inggris itu mundur terkait dengan twit-nya pada tahun 2014 yang mengecam serangan Israel ke Gaza yang menewaskan ribuan orang, termasuk wanita dan anak-anak Palestina.

Cuitan Amena dianggap sebagai anti-Semit (rasis) yang memunculkan reaksi dan kritik warganet pro-Israel terhadap pandangannya tersebut, yang memaksanya untuk menghapus dan meminta maaf kepada pihak-pihak yang tersinggung.

“Saya menyesali konten dari cuitan tersebut di tahun 2014, dan meminta maaf atas kekecewaan dan luka yang disebabkannya,” ujar Amena dalam akun twitternya @amenaofficial.

“Saya memutuskan untuk mundur (dari kampanye L’Oreal) karena hingar bingar yang muncul kian mengurangi nilai positif dan pesan inklusif yang seharusnya dimunculkan dalam kampanye tersebut.”

Sontak keputusan Amena ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan pendukungnya.

Dina Tokio, seorang influencer online, menanggapi pengumuman Khan dengan mengatakan: “Saya tidak berpikir Anda harus mengundurkan diri! Apakah kita tidak bisa memiliki pendapat sekarang? Tweets atau opini tersebut tidak membuat Anda menjadi anti-Semit (rasis) apapun. Anda adalah wanita yang terartikulasi dengan baik dan siapa pun yang memiliki akal sehat dapat melihatnya. Ini lucu, saya ingin tahu apabila tweet itu muncul di kubu berlawanan, apakah akan menjadi target seperti ini? ”

Di lain pihak, ketika diminta berkomentar, L’Oreal mengatakan kepada The Jerusalem Post, “L’Oreal Paris berkomitmen untuk toleransi dan rasa hormat terhadap semua orang. Kami setuju dengan keputusannya untuk mundur dari kampanye ini.”

Kasus Khan dinilai kian menggarisbawahi standar ganda yang khusus dialami aktivis Muslim terutama bagi wanita Muslim, oleh media-media maupun perusahaan besar di dunia.

Awal bulan Januari, Amani Al-Khatahtbeh, pendiri MuslimGirl.com, menolak penghargaan Changemaker Revlon karena hubungan perusahaan kosmetika tersebut dengan aktris Israel Gal Gadot, pemeran Wonder Woman, yang dengan tegas menyatakan pandangan pro-IDF (Israel Defence Forces) dan mendukung penyerangan Israel ke Gaza pada tahun 2014 dan memperlihatkan sikapnya yang anti-Palestina.

Seorang wanita Muslim seperti Amena harus mengundurkan diri karena kritikan atas kebijakan serangan militer Israel di Gaza secara tidak adil dicap sebagai “anti-Semit/rasis”. Sementara, Gal Gadot yang berseberangan dan terang-terangan menunjukkan sikap anti-palestina tidak pernah diragukan. Hal ini memunculkan sebuah pertanyaan yang sinis kepada industri dan media global.

Merek-merek global ini terkesan melepaskan diri dari kelompok minoritas (Muslim) sembari mengabaikan sikap orang seperti Gal Gadot. Mengapa sikap anti-Israel seringkali dicap sebagai intoleran dan rasis, sementara sikap anti-Palestina dibiarkan?

Akibatnya, oleh berbagai kalangan mundurnya Amena Khan dari kampanye L’Oreal disambut dengan perasaan kecewa.  Meskipun belakangan ini telah terlihat  kemajuan dalam diterimanya Islam sebagai minoritas di masyarakat Barat, tampaknya itu hanya sekadar kosmetik belaka alias dipermukaan saja. Diskriminasi itu masih ada.

Menanggapi kontroversi di balik pengunduran dirinya, Amena Khan menyadari sensitifitas topik ini, dan menjelaskan ke pendukungnya bahwa alasan pengunduran dirinya ialah untuk menghindari perdebatan negatif.

Ia pun menutup dengan mengatakan dalam twit terbarunya, “Saya akan lanjut mendorong upaya representasi wanita yang beragam, agar membuat kita menjadi bersama dan mengirimkan pesan positif untuk semua. Saya mau cuti beberapa hari, merefleksikan diri, dan akan kembali lagi dalam keadaan lebih kuat.” (gzl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama