JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi RI, Henry Subiakto mengingatkan pentingnya kedaulatan data. Menurutnya, data penting mengenai kekuatan intelektual masyarakat Indonesia jangan sampai dikuasai asing. Sebab, data-data tersebut dikhawatirkan untuk mencari keuntungan negara lain.
“BPS bisa kerjasama dengan pembuat aplikasi supaya bisa menguasai data. Data jangan sampai hanya dimiliki Google saja,” kata Henry, dalam seminar nasional memperingati Hari Statistik Nasional (HSN) 2017, bertema ‘Kerja Bersama dengan Data,’ di kantor BPS, Jakarta, Selasa (26/9).
Sementara itu, Menteri Pariwisata, Arif Yahya juga mengkritik kelambanan BPS dalam merilis data. Sebab, saat ini data bisa berubah setiap detik. Karenanya, BPS perlu didorong untuk membuat terbosoan berupa digital revolution.
“Kesiapan data kita bagaimana, kalau masih pakai data bulan lalu ya susah. Harusnya tiap menit, bahkan detik diupdate. ‎Tidak ada pilihan kecuali go digital. Mau ikuti ya selamet, enggak ya ikut mati,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan, data terbagi menjadi beberapa klasifikasi statistik, antara lain, statistik dasar, sektoral dan khusus. Ketiga data tersebut di negara manapun harus dibentuk menjadi satu kesatuan dalam statistik nasional.
“Jadi artinya harus bekerja sama untuk hasilkan data yang paling akurat. Dan perlu dicarikan sistem, semacam satu data sehingga mudah diakses oleh siapapun,” kata dia.