SERUJI.CO.ID – Anak muda di zaman now mungkin akan terpana. Ada jenis pekerjaan di satu masa yang sangat jauh di masa silam. Ialah pekerjaan sejenis pialang saham. Tapi di era itu saham belum dikenal.

Dalam bahasa Inggris, profesi yang mirip pialang saham di zaman itu disebut “Slave Catcher” dan “Slave Trader.” Ini istilah untuk pialang, jual beli manusia. Tepatnya bisnis jual beli budak sekaligus menyediakan jasa mencari dan memburu pada budak yang melarikan diri.

Uncle Tom’s Cabin sebuah novel yang ditulis Harriet Beecher Stowe kuat sekali merekam era itu. Yaitu era ketika peradaban masih diwarnai perbudakan. Dalam novel itu, Mr Haley adalah slave trader dan slave catcher.

Peradaban berhutang budi pada penulis novel di atas. Ia bukan saja berhasil merekam dengan sangat menyentuh sebuah kisah di sebuah zaman. Berbeda dengan dokumen sejarah biasa, novel itu mendramatisasi, melakukan framing, memfiksikan kisah sejarah, memasukkan nilai untuk menggerakkan hati.

Dramatisasi kisah sejarah itu bukan saja membuat Harriet berhasil merekam sisi batin dari sepotong sejarah. Namun ia juga berhasil ikut menyentuh hati pembaca, menggerakkan kesadaran pembaca, hingga akhirnya ikut mengubah jalan sejarah.

Novel itu dibuka dengan kisah Mr Haley, yang bergerak dalam jasa jual beli budak, dan pula menyediakan jasa melacak budak yang kabur dari rumah tuannya. Drama dimulai ketika Mr Haley berjumpa dengan Mr Shelby, yang punya banyak budak namun sedang terlilit hutang.

Dua budak terbaik akan dijual. Dibanding budak lain, harga mereka potensial paling mahal. Budak yang satu bernama Tom. Ia tahan penderitaan karena keyakinan agama Kristen. Yang satu anak lelaki dari seorang budak perempuan Eliza. Berbeda dengan Tom, Eliza lebih berani berontak secara frontal melawan ketidak adilan.

Novel ini merekam perjalanan yang berbeda antara dua karakter budak itu: Tom dan Eliza, dari satu penjualan budak kepada penjualan budak lainnya. Dimanapun berada, betapapun berat siksaan, Tom sang budak selalu menyampaikan ajaran agama tentang cinta dan persamaan harkat manusia. Sementara Eliza, mengambil resiko kabur mencari kebebasan dengan caranya sendiri.

Begitu kuat penggambaran drama dan batin manusia, sehingga novel ini dipandang ikut berjasa menghapus bisnis perbudakan dalam peradaban.

Abraham Lincoln, presiden Amerika Serikat, selalu dikenang sebagai pemimpin yang berani mengambil resiko untuk pembebasan manusia. Ia memimpin sebuah keputusan politik menghapus dan melarang perbudakan. Akibat keputusannya, meletus perang sipil yang panjang dan sangat membelah Amerika.

Suatu ketika Abraham Lincoln berjumpa dengan Harriet, sang penulis novel Uncle Tom’s Cabin. Lincoln berkata bahwa Harrietlah sang pemula yang menggugah opini pentingnya perbudakan dihapus. Para ahli sejarah berbeda pandangan apakah memang pernyataan itu pernah dibuat Lincoln. Namun meluasnya kisah pertemuan Lincoln dan Harriet cukup menggambarkan betapa kuatkan pengaruh sejarah yang difiksikan oleh Harriet.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama