SOLO, SERUJI.CO.ID – Tahun 2005 UNESCO mengakui keris sebagai warisan dunia. Dalam upaya pelestarian keris, Indonesia membutuhkan lebih banyak kurator keris.
Selaku Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI), Fadli Zon mengaku jumlah kurator keris di Indonesia masih minim. Pernyataan itu dikemukakan Fadli Zon saat menghadiri pembukaan Festival Keris di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.
“Kurator keris masih kurang. Kita butuh kurator-kurator keris,” ujar Fadli Zon yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR itu, Sabtu (25/11).
Kurator keris, kata dia, bertugas melakukan penilaian terhadap keris. Baik terhadap keris baru maupun keris sepuh (tua).
Selain meningkatnya jumlah kurator, Fadli berharap buku-buku literatur mengenai keris semakin bertambah banyak.
“Sebab edukasi mengenai keris menjadi hal yang sangat penting,” papar dia.
Dalam kesempatan itu Fadli Zon mengapresiasi ISI Solo yang memiliki program studi (prodi) keris.
“Prodi ini yang pertama di Indonesia, bahkan pertama di dunia,” ujarnya.
Hal ini, ia nilai sebagai salah satu bentuk konkret upaya menjaga keris sebagai warisan dunia. (Vita Kurnia/SU02)