Wanita yang mengaku wali murid tersebut, mengatakan bahwa Fadila Maretta menang lomba puisi Ahok, tanpa mengungkapkan bahwa siswa tersebut telah berkirim surat ke Ahok.
Wanita tersebut sempat ingin melihatkan percakapannya lewat pesan dengan seseorang kepada Kepala Sekolah, Wiyono.
“Namun Kepala Sekolah menolak membaca isi percakapan itu karena tidak ada kaitannya dengan pengambilan ijazah dan sekolah,” ungkap Saiful.
Akhirnya ijazah tersebut diserahkan kepada Fadila Maretta setelah ia membubuhkan cap tiga jari, tanpa dipungut biaya sama sekali, yang memang sudah jadi kebijakan di Provinsi Jatim.
“Selama proses berlangsung, Kepala Sekolah tidak pernah menjalin komunikasi dengan saudara Natanael, sebagaimana yang disebutkan dalam berbagai berita media masa dan sosial media,” tegas Saiful.
Ditegaskan juga oleh Saiful bahwa selama proses pemberian ijazah, tidak ada sama sekali campur tangan Ahok atau orang kepercayaannya sebagaimana yang diklaim di berbagai media.
“Selama proses ini sama sekali tidak ada campur tangan Ahok apalagi bantuan, semuanya murni karena sekolah ingin memberikan ijazah tersebut sebab yang bersangkutan datang ke sekokah,” ujar Saiful.
Diungkapkan juga oleh Saiful bahwa penyerahan ijazah berlangsung singkat tidak lebih dari 20 menit, karena dianggap tidak ada masalah dan tidak perlu harus membayar apapun untuk sekolah. Sebab sejak awal ada ketentuan di Provinsi Jatim bahwa pengambilan ijazah gratis dan seluruh tunggakan siswa yang lulus jika ada dianggap lunas.
“Catatan dindik_jatim bahwa kasus ini menjadi viral tanggal 30 Desember 2017 sementara penyerahan ijazah 28 Desember 2017. Artinya ijazah diberikan sebelum kasus ini muncul ke permukaan. Bila sekolah menyerahkan saat ramai, akan muncul dugaan rekayasa. Ini yang saya hindari,” pungkas Saiful. (ARif R/Hrn)
udah clear….
Klarifikasinya cuma sepihak. Pihak sekolahnya doang. Sementara media lainnya klarifikasi langsung dari korban.
Tapi yang lain mana peduli, kalo udah nama Ahok, langsung pada terangsang dengan nafsu menggebu-gebu.
Bener ato engganya, seperti apa kejadiannya, jadi kayak pada congean.
Kenapa hanya satu nara sumber ya… Dengan begini kan menimbulkan fitnah dan provokator yg baru… Harusnya media muslim memberitakan yg sebenarnya sehingga islam bisa sejuk, damai dan mengetahui kebenaran yg sesungguhnya…
Namanya juga cebong otaknya penuh lumpur hahaha…
Satu kebohongan akan menghasilkan kebohongan yg lainnya