Pulau-pulau bagian Barat itu terhubung dengan lempeng Eurasia sebelum banjir besar ribuan tahun yang lalu, sementara pulau-pulau di timur sekeping dengan lempeng Australia. Tak mengherankan kedua bagian Nusantara memiliki ragam hewan dan hayati yang berbeda. Garis imajiner yang dibuat oleh Alfred Russel Wallace menjelaskan kalau di bagian Barat bisa ditemuai Gajah, Harimau, Orangutan, Badak bercula satu, Bekantan, Anoa, Elang jawa, Beluk Jampuk, Jalak Bali, Enggano/Rangkong, dan Maleo, sedangkan di timur bisa ditemukan kanguru, possum, lemuria, kakaktua dan burung dari surga yang indah tak terkira bernama Cendrawasih. Selain itu, Nusantara juga memiliki bunga raksasa bernama Raflesia Arnoldy serta Binatang purba yang masih tersisa di bumi sebagai salah satu keajaiban dunia; Komodo.

Alam Nusantara indah lagi subur, memaksa para pujangga menyebutnya sebagai bagian surga yang bocor dan tumpah di bumi. Hutan hujan tropis menutupi sebagian besar pulau-pulau itu menjadi paru-paru dunia tempat penduduk bumi menggantungkan pasokan oksigen untuk bernafas. Hutan bakau terbesar di dunia ada di kepulauan Nusantara. Enam ribu jenis keindahan anggrek termasuk yang paling langka tumbuh di kepulauan ini pula. Gunung-gunung merenung menanti dibangunkan oleh desakan magma yang ingin keluar dalam hitungan ratusan hingga ribuan tahun sekali. Leuser, Bukit Barisan, Kerinci, Tambora, Talang, Krakatau, Malabar, Pangrango, Wilis, Galunggung, Papandayan, Gede Pangrango, Merapi, Merbabu, Kelud, Bromo, Lawu, Semeru, Agung, Rinjani, Lokon sampai Mount Cartenz berderet menghunjami pulau-pulau itu seperti pasak-pasak penahan.

Yang jelas, Tuhan selalu ekspresif menggoreskan mega-mega putih kapas diangkasanya yang biru cerah, bahan pembuat hujan di daerah tropis itu. Beberapa awan payung diatas pulau melingkar bergelayutan manja di punggung gunung yang digoda-goda oleh angin siklon Pasifik. Di pinggang gunung-gunung atau perbukitan itu terdapat goa–goa, dimana setetes-demi setetes air menetes membentuk stalagtit dan stalagmit, mengalirkan sungai-sungai kecil, lalu bertemu mata air lainnya mengalir semakin deras di sungai curam melalui bebatuan tempat rafting dilakukan.

Akhirnya air-air itu mungkin melewati air terjun Lombongo, Sipiso-piso, Curug Tenang, Grojogan Sewu, Bantimurung Bulukaraeng, Tamasapi, Sollokan, Moramo bertemu di sungai-sungai raksasa yang mengalur berkelak-kelok seperti Bengawan Solo, Musi, Memberamo, Brantas, Kapuas, Ciliwung, Barito, Mas, Saadang, Progo, dan mungkin berakhir di danau Kelimutu, Toba, Tondano, Limboto, Laut Tawar, Kintamani, Sarangan, Sentani, Poso, Maninjau, Tolire, Telaga Warna atau di delta-delta tempat perjumpaan dengan samudera luas membentang. Tak aneh, dalam satu kilometer kubik air laut terkandung 35 juta ton garam, 66 ribu ton bromium, 200 ton litium, 50 ton yodium, satu ton titanium, uranium, perak dan emas.

Dengerously Beautiful, keindahan Nusantara itu berada di atas ring of fire. Dalam sejarahnya, beberapa kali untaian negeri indah ini mengalami guncangan hebat. Letusan gunung Krakatau, terbentuknya danau Toba, serta hilangnya peradaban Tambora, Sanggar dan Pekat di kaki gunung Tambora di pulau Sumbawa tahun 1815 yang lalu, serta Tzunami Aceh di jaman kita. Pun pulau Jawa dan Sumatera pernah menyatu sebelum letusan besar Krakatau. Sebuah penelitian ilmiah dan uji DNA oleh Ario Santos bahkan meyakini rangkaian pulau-pulau ini paling cocok dengan kriteria yang disampaikan oleh sang filosof Plato tentang ciri-ciri negeri Atlantis yang hilang, yaitu di kawasan Sunda Land, sebuah wilayah di bawah samudera Nusantara.

Tanah Nusantara bisa ditekan sekuat tenaga tetapi tidak hancur, malah justeru menempel. Bangsa ini ramah-tamah, kreatif, seperti tanahnya yang diinjaknya, liat. Tanah yang tak terkalahkan. Penduduknya bisa merekahkan senyum meski tanahnya gempa. Gunung meletuspun membawa kesuburan dan bahan galian golongan-C, yaitu pasir dan batu-batu untuk bangunan. Hanya di negeri seperti Nusantara tanaman begitu hijau dan subur dimana tongkat ditancapkan bisa menjadi tanaman. Rakyatnya memiliki kearifan lokal dengan membangun subak pengelolaan air, sawah-sawah berundak-undak dan bergalur-galur indah dengan padi yang menghijau, menjadi sumber inspirasi surgawi bagi para pelukis kelas dunia yang datang dari negeri-negeri sub-tropis.

Tak hanya indah kawan, di bawah lipatan geologis tanahnya itu terdapat bahan-bahan tambang yang mahal tak terkira. Menyebut satu-persatu kekayaan itu jangan bosan, karena akan panjang seperti ular Sanca. Cadangan gas alam cair (LNG) Nusantara terbesar di dunia, sedangkan timah berada pada urutan kedua. Di dasar laut atau di dalam perut bumi Nusantara mengandung emas, perak, tembaga, timah, pasir besi, bauksit, mangan, kobalt, nikel, titanium, vanadium, fosfor, batu bara dan minyak bumi. Terdapat pula uranium bahan energi nuklir, lanthanum (La), cerium (Ce), neodymium (Nd) dan bahan-bahan logam tanah jarang lainnya untuk pembuatan televisi, telepon seluler dan mobil hibrida. Harta lainnya adalah intan, berlian, safir, zamrud dan pualam. Intan Trisakti 166,75 karat dan intan Putri Malu 200 karat pernah ditemukan di Martapura. Demikianlah sederet asset mahal hingga Nusantara layak disebut sebagai the Richest Archipelago on Earth.

@@@

Bersambung …….

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama