Begitu dengar kata “BAMBU” wah mungkin langsung muncul bayangan di kepala kita kentongan, jembatan, gubug bambu atau bahkan anyaman bambu. Apa sih nilai jualnya dari bambu ini….

Bambu adalah tanaman liar yang sangat jarang dibudidayakan. Cobalah bertanya pada petani di perkebunan, “pak, mau nggak menanam banbu?” paling dijawab “ah buat apa, dibiarin juga tumbuh tanpa disiram, he he” kalau kata orang sunda “melak pohok” menanam lupa maksudnya ditanam terus dilupakan maka panen (red-maaf kalau sundanya salah karena penulis wong jowo).

Bambu ini adalah material yang memiliki ciri khas khusus, baik dari segi kekuatan maupun nilai estetika furniture. Secara kekuatan bambu sangat tahan terhadap cuaca dan memiliki bentuk yang khas, secara estetika warna bambu adalah warna alami yang sudah ada dari tanamannya.

Pengolahan dengan kombinasi antara modernisasi dan tradisional harus dillakukan karena akan menambah nilai komersil suatu produk dan menekan biaya produksi. Hal ini sudah dilakukan oleh beberapa workshop bambu yang ada di Lebak, Banten. Bahkan bambu sudah menembus pasar export seperti Perancis juga Belanda.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengolah bambu agar berkualitas :

  1. Jenis Bambu , jenis bambu yang digunakan dalam konstruksi memiliki kulit tebal dan ruas yang lurus.
  2. Pemilahan Ukuran, pilihlah ukuran berdasarkan diameter bambu agar dapat digunakan sesuai dengan beban konstruksi.
  3. Treatment, untuk mencegah adanya kutu (bribik-jawa red) perlu dilakukan perendaman dalam kolam selama 6 s/d 8 hari dengan menggunakan air yang sudah dicampur dengan obat anti kutu. Sebelum direndam sebaiknya bambu dikupas kulitnya agar obat dapat terserap dengan merata.
  4. Pengeringan,  dalam proses ini dapat dilakukan dengan metode alami (dijemur) atau pengasapan. Bambu harus ditaruh dalam posisi vertikal agar air bekas perendaman segera turun dengan cepat.
  5. Produksi, lakukanlah pengembangan produk dengan cara mengambil produk dari material lain disesuaikan dengan bambu. Maksimalkan dengan metode Knock Down dengan sistem assembling yang mudah, karena harus berorientasi pasar export yang akan memudahkan customer merakit barang tersebut. kemudahan merakit akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi customer.

Beberapa produk yang bisa dibuat dari Bambu :

  1. Rumah bambu

 

2. Perabot Bambu

 

3. Handycraft Bambu

 

Dan produk lainnya yang berhubungan dengan bambu yang tentunya memiliki nilai jual yang tinggi.

Indonesia memang bukanlah negara tirai bambu tapi negara “Zamrud Katulistiwa” kalau dalam bahasa guyonan saya sama teman teman, “Didalam Zamrud Katulistiwa pasti akan ketemu yang namanya Tirai bambu atau bahkan gajah putih he he

Negara kita begitu kaya dengan sumber daya alam yang bisa dilestarikan dan diolah dengan tetap menjaga kelestariannya.

Apakah kita mau jadi “penonton” di negeri sendiri, atau bahkan mau jadi “penari latar” dalam sebuah pertunjukan di panggung sebesar Indonesia ini.

Mari kita lebih jeli melihat potensi daerah di sekitar tempat tinggal, importlah teknologi asing bukan budaya asing. Pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan, manfaatkan terlebih dahulu dengan sebaik baiknya. Jangan sampai kesadaran kita terlewatkan karena kesibukan dalam hal hal yang kurang bermanfaat.

Jangan berharap pada orang lain yang akan membangun negara ini, tapi kita lah yang harus membangun negara ini tanpa melihat apapun profesi dan kelas sosialnya.

3 KOMENTAR

  1. Mau koreksi sedikit untuk kalimat melak pohok, seharusnya melak poho tanpa huruf k. Melak itu sendiri berarti menanam, sedangkan poho berarti lupa. Jika kedua kata tersebut digabung maknanya menjadi menanam tanpa perlu memelihara.

    Wassalamu’alaikum

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama