SERUJI.CO.ID – Di dalam kitab shahih Muslim pada urutan hadits nomer 1393, diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW tatkala melihat gunung Uhud, beliau SAW bersabda yang artinya: “Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang mencintai kita, dan kita juga mencintainya”.

Sedangkan dalam kitab shahih Bukhari pada urutan hadits nomer 3675, diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersama shahabat Abu Bakar Asshiddiq, Umar bin Khatthab, dan Utsman bin Affan ra, suatu saat berziarah dan naik ke gunung Uhud, tiba-tiba gunung Uhud itu bergoncang dengan sendirinya, lantas Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Tenanglah wahai Uhud, sesungguhnya di atasmu ada Nabi, Asshiddiq, dan dua orang (yang bakal) mati syahid” .

Jika diteliti dengan seksama, maka masih banyak riwayat yang menerangkan keistimewaan ziarah ke lembah Uhud.

Kedatangan Rasulullah SAW bersama ketiga orang shahabat setianya ke atas lembah Uhud, adalah sebagai bukti betapa mulianya amalan berziarah ke lembah Uhud ini.

Jadi mengikuti perilaku Rasulullah SAW untuk berziarah ke gunung lembah adalah termasuk sunnah Nabi SAW.

Allah berfirman dalam surat Al-ahzab ayat 21 yang artinya: “Sungguh di dalam diri pribadi Rasulullah itu, terdapat teladan yang baik bagi kalian “. Ayat ini bersifat umum, bahwa yang dimaksud keteladanan pada diri Rasulullah SAW adalah meneladani setiap gerak-gerik beliau SAW, termasuk yang bersifat manusiawi, seperti tata cara makan, tata cara bepergian, kesenangan beliau SAW dalam memilih warna pakaian, termasuk juga kedatangan beliau SAW ke gunung Uhud.

Pada ayat di atas, Allah tidak membatasi misalnya “fi ibadati rasulillahi uswatun hasanah” (di dalam ibadah Rasulullah, terdapat teladan yang baik), tetapi secara umum Allah menyebutkan “fi rasulillahi uswatun hasanah” (pada diri pribadi Rasulullah terdapat teladan yang baik).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama