Siapa sangka bencana akan datang begitu tiba tiba. Selasa menjelang shubuh, ditengah guyuran hujan yang sangat deras yang tidak biasa, tiba tiba terdengar suara gemuruh yang mengerikan. Gemuruh yang hanya sekejap itu ternyata bunyi tanah berbukit yang longsor diiringi banjir yang menghantam desa dan kota Pacitan. Hampir seluruh kota terendam banjir bandang selama berhari-hari melumpuhkan hampir seluruh sendi-sendi aktivitas warga.
Sekitar tigapuluh jiwa menjadi korban musibah ini. Disamping korban harta benda yang ditaksir ratusan miliar rupiah. Bangunan kantor pemerintah dan swasta serta rumah-rumah penduduk terendam air. Beberapa desa tertimpa tanah longsor yang cukup parah. Jalan desa, jalan kota dan jalan provinsi amblas tergerus banjir dan terputus akibat tanah longsor yang menghalangi jalan. Sawah dan perkebunan penduduk terendam banjir, bahkan dibeberapa kawasan pertanian tertimbun lumpur bercampur bebatuan yang tidak memungkinkan lagi ditanam padi diatasnya.
Malam itu , selasa (28/11) adalah malam yang begitu mengerikan bagi pendukuk desa Klesem, kecamatan Kebon Agung dan warga kota Pacitan pada umumnya. Malam yang tak akan terlupakan sepanjang hidup mereka. Ditengah hujan deras, para penduduk berhamburan memyelamatkan diri. Mereka berlari menuju tempat-tempat penampungan sementara yang dirasa aman menghindari terjangan banjir dan tanah longsor. Tanpa membawa bekal yang cukup. Harta benda mereka tinggalkan demi menyelamatkan jiwa.
Kini, dua minggu pasca bencana banjir dan tanah longsor, penduduk berangsur menata hidup mereka kembali. Merajut asa yang tersisa, memungut semangat yang sempat jatuh terhempas.
Bersamaan dengan datangnya bantuan dari saudara-audara mereka dari berbagai daerah yang turut merasakan derita yang menimpa. Kini listrik kembali menyala, geliat ekonomi warga juga nampak berangsur membaik. Sisa-sisa longsor yang menghalangi jalan-jalan desa telah berangsur bersih. Semangat untuk kembali berjuang menjalani kehidupan nampak jelas diwajah wajah mereka, meski masih terbersit trauma bencana yang belum semuanya sirna.
Bangkitlah saudaraku, semoga musibah itu menempamu untuk lebih tangguh dan semakin bersyukur pada karunia Yang Maha Kuasa. Jangan sekali-kali menyerah…never give up..!! (sry/pacitan)