MENU

Perlukah Status Bencana Nasional?

Ada sebanyak 4 judul proposal kegiatan dari ITS yang memperoleh pendanaan Program ABMAS Tanggap Darurat Bencana Tahun Anggaran 2025, dengan fokus yang saling terkait dalam pemulihan daerah terdampak banjir dan bencana di Provinsi Aceh.

Keempat proposal ini ternyata bisa mendukung percepatan pemulihan sosial, ekonomi, dan infrastruktur dasar masyarakat terdampak, dengan total dana persetujuan sebesar Rp1,594 miliar.

Fokus tanggap bencana tersebut ada 4 judul yaitu:
(1) pengembangan model penanganan darurat bencana dapur umum higienis dan penguatan ekonomi rumah tangga terdampak;
(2) Penyediaan layanan dukungan psikososial dan pertolongan pertama bagi korban bencana;
(3) Penerapan instalasi PLTS untuk memulihkan akses energi; dan
(4) Penerapan sistem RO; dan tenaga surya mobile–stasioner untuk pemulihan air bersih.

Keempat riset terapan, akan langsung diterapkan ke daerah bencana tanpa menunggu selesai, karena sudah disiapkan oleh Pusat Studi Bencana, beserta 3 pusat studi lainnya,

Hal ini merupakan langkah Antisipasi/Prediksi DRPM ITS, untuk persiapan mitigasi bencana sejak awal, sehingga modifikasi lapangan dalam bentuk joint risetnya lebih cepat. Bukan mulai awal riset bencana, sementara saat riset jadi, bencana sudah selesai.

Inilah kekuatan solidaritas nasional, dimana kampus dan TNI/Polri serta masyarakat bergerak bersama-sama untuk berbagi rasa, berbagi harta untuk saudara kita sebangsa yang ditimpa musibah.

Dengan berusaha mengatasi secara mandiri melalui arahan Presiden Prabowo, maka semua unsur termasuk kampus dengan kekuatan riset, TNI/polri dengan fasilitas hercules dan SDM lapangan, perusahaan seperti Aramco yang punya jembatan portablenya, influencer spt Irwandi, dll, maka akan menjadikan kekuatan nasional yang perlu direcord sebagai Knowledge Management System, untuk pengalaman ini bisa ditulis hingga SOP nya sebagai warisan keilmuan penanganan bencana mandiri secara nasional.

Janganlah kita rendah diri dengan kemampuan gotong royong penanganan bencana, dimana belum lakukan apa-apa sudah menyerah ingin bantuan asing.

Sekarang ini semua negara lagi susah secara ekonomi, malah aneh bila mereka mau bantu kalau tidak ada kepentingannya yang strategis. Janganlah mengundang Singa saat kita lagi melemah.

Tapi yang penting lagi, audit lingkungan tetap wajib dilakukan kepada perusahaan-perusahaan yang dianggap sebagai penyebab bencana. Harus ada hukuman dan denda, berdasarkan audit ini.Sehingga Solidaritas Nasional yang kita lakukan saat bencana ini menjadi titik point penting dalam perjuangan berbangsa dan bernegara secara lebih ber-etika dalam kerangka ESG, melalui spirit 3 C (Compliant, Compliant, dan Compliant)

Sydney 9 Des 2025#
____________________
Ketua Pusat Studi Pengembangan Industri & Kebijakan Publik
DRPM-ITS

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER