SIDOARJO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, menjadi narasumber pada Tabligh Akbar di Masjid Al Ikrom Diponegoro, Wage, Taman, Sidoarjo. Tabligh Akbar yang berlangsung pagi ini, 30 April 2017, diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sepanjang, Sidoarjo.
Ustadz Sam’un mewakili PCM Sepanjang dalam sambutannya mengatakan agar kita jangan sampai meninggalkan generasi muda dalam keadaan yang lemah. Oleh karena itu dihadirkan tokoh pemberani dalam tabligh akbar ini menularkan semangat bagi generasi muda.
“Tokoh muda seperti Dahnil Anzar yang dihadirkan pada Tabligh Akbar hari ini tujuannya untuk menginspirasi. Kegigihan dan keberanian beliau melawan kezaliman di negeri kita harus ditiru dan diduplikasi,” kata ustadz Sam’un.
Dahnil Anzar dalam ceramahnya mengatakan bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan tajdid (pembaharuan). Terus bergerak dan berubah sesuai konteks zamannya.
“Amar makruf nahi munkar bertransformasi menjadi gerakan amar adli nahi zulmi (menyeru keadilan dan mencegah kezaliman). Gerakan itu harus dilakukan tanpa menakut-nakuti dan menzalimi orang lain. Gerakan dengan akhlak yang baik,” kata Dahnil Anzar.
Ketika bercerita tentang kasus Siyono yang terbunuh oleh Densus 88 di Klaten, Dahnil menyatakan radikalisme muncul karena ketidakadilan.
“Densus 88 bukan melakukan deradikalisasi. Justru Densus membuat re-radikalisasi. Membuat kaum radikal yang baru karena perilaku Densus yang tidak adil dan sering memojokkan umat Islam,” jelas Dahnil.
Menyinggung tentang pilkada DKI, Dahnil menyayangkan stigma pada umat Islam sebagai kaum intoleran. Penistaan agama yang dilakukan Ahok diframing sedemikian rupa hingga umat Islam justru menjadi kaum intoleran.
“Padahal Ahok bukan saja melakukan penistaan agama tapi juga membuat toleransi antarumat beragama di Indonesia tercederai,” kata Dahnil.
“Oleh karena itu, hakim harus melihat tingkat sensitivitas ini, memahami tingkat sensitivitas penting untuk menghargai keberagaman. Karena ini bisa jadi ancaman keberagaman,” lanjutnya.
Dahnil juga berharap agar gerakan Islam memiliki integritas. Harus berfihak kepada keadilan dan kaum yang lemah.
“Gerakan Islam harus berpihak kepada keadilan dan kaum yang lemah. Teologi yang berlandaskan Al-Ma’un mengajarkan kepada kita untuk harus melawan para pendusta agama. Yaitu orang-orang yang zalim terhadap kaum fakir dan miskin. Para koruptor tentu saja termasuk para pendusta agama itu, karena telah merampas hak-hak orang fakir dan miskin, yatim dan mustad’afin melalui praktik korupsi yang terstruktur, massif dan sistematis,” pungkas Dahnil dalam ceramahanya.
EDITOR: Iwan Y
Asyik juga nih….