YOGYAKARTA– Beberapa bulan ini memang sulit untuk mendapatkan gas 3 kg ini kalaupun ada di wilayah Yogyakarta harganya akan lebih mahal 3-5 ribu Rupiah dan mendekati akhir tahun ini gas 3 kg semakin sangat langka. Bagi kalangan menengah kebawah gas 3 kg ini sangat berarti dan membantu penghematan keuangan rumah tangga yang memang menjadi pas-pasan dimasa harga kebutuhan yang cenderung semakin naik.
Gas memegang peranan penting semenjak keberhasilan konversi yang dimulai 10 tahun silam dari minyak tanah ke gas 3 kg, Ketika dahulu didengungkan oleh Pemerintah bahwa cadangan gas kita melimpah dan rakyat akan lebih di untungkan dengan menggunakan gas karena lebih murah dan hemat serta lebih ramah lingkungan Rakyatpun meng-Aamininya.
Melihat perkembangan harga gas 3 kg dari tahun ke-tahun terus naik dan sekarang susah untuk mendapatkannya Rakyat biasa seperti saya tentu menjadi bertanya-tanya Mengapa? Isu Bright Gas yang akan menggantikan Gas melon saat ini, menjadi ke khawatiran masyarakat Menengah kebawah.
Apakah benar Gas subsidi 3 kg akan di cabut dan beralih ke Bright Gas? Dari berita dibeberapa Media yang saya ikuti konversi Gas Melon ke bright Gas memang akan dilakukan secara bertahap, namun subsidi akan tetap ada hanya akan diatur jumlahnya supaya lebih tepat sasaran. Jikalau benar ada pengaturan subsidi 3 kg tentunya pemerintah akan sangat sibuk mendata ulang warga yang berhak untuk mendapatakan sertifikat miskin sehingga dapat menikmati Gas bersubsidi. Sertifikat miskin saya menyebutnya, apa sih kriterianya? Dijaman now dengan penghasilan dibawah 5 juta bagi rumah tangga yang memiliki satu hingga dua anakpun sangat sulit hidup longgar artinya sangat pas-pasan.
Berkaca dari Peluncuran Petralite yang katanya diperuntukan untuk golongan atas dan Premium untuk menengah kebawah apakah sudah efektif ? Dari pengamatan saya sendiri yang tinggal di Yogyakarta masih melihat mobil golongan menengah ke- atas yang mengisi bahan bakar dengan Premium, Sementara Kuota Premium dibatasi dan tidak semua POM Bensin di Yogyakarta menyediakan Bahan bakar jenis Premium.
Untuk itulah Pemerintah harus bersungguh-sungguh dalam melakukan pendataan ke depan dan menentukan kriteria siapa yang berhak menerima subsidi itu, sehingga subsidi Gas menjadi efektif dan ketersediaan terjaga tidak seperti BBM Premium yang sering absen Di POM Bensin.
Sebagai Rakyat biasa saya hanya bisa menunggu apakah Bumi, Air dan Kekayaan Yang terkandung Didalamnya Digunakan Sebesar-besarnya Untuk Kemakmuran Rakyat, Sehingga sertifikasi miskin tidak perlu selalu dicetak karena Rakyatnya sudah menjadi makmur. Semoga saja Pemerintah menyiapkan solusi yang terbaik dan tidak akan ada pernyataan kontroversi dari pemerintah seperti yang terjadi Cabe, Daging dan lain-lain sehingga rakyat tidak jadi gaduh dan risau. (Dhani HT)
Yang dulu melakukan konversi dan menjamin suplay gas, sekarang juga wapres. Kita lihat saja apakah beliau masih ingat perbuatannya dan mau bertanggung jawab.
Tapi saya yakin, gas melon akan bernasib sama seperti premium. Premium dan gas melon akan tetap ada, sebagai alibi terhadap keberadaan “subsidi untuk rakyat”.
Ya beginilah nasib rakyat kecil