Bagi orang kebanyakan, platform partai itu seperti teks yang susah dimengerti. Apakah masyarakat bodoh? Bisa jadi, bisa pula tidak. Hari-hari seperti sekarang sangat mudah orang mendapatkan informasi, namun tidak membuat paham orang banyak.

Saat ini, ketika ditanya partai apa yang dipilih, biasanya bukan karena platform partai. Tidak ada waktu untuk mempelajarinya, kecuali memang berniat menjadi kader-kader partai. Tak perlu salahkan masyarakat kalau tak paham, karena orang luar negeri yang serius mengamati pun mengatakan semua partai di Indonesia tidak jelas platformnya.

Bagaimana dengan partai-partai negara luar? PKC, partai tunggal di China, punya platform solid: kapitalis sosialis yang berideologi “One Belt One Road”, dengan ekspansi ke seluruh dunia.

Di Amerika Serikat, dua partai juga punya platform yang jelas. Partai demokratnya Obama, punya kebijakan “perang proxy” pinjam tangan negara lain, ekonomi pro pemerintah dengan anggaran besar, serta pajak tinggi. Sedangkan partai republiknya Thrump, lebih memilih perang langsung (konfrontatif), mendukung sektor swasta dan pajak rendah.

Platform yang jelas, kebijakan yang dihasilkan juga jelas. Orang mau pilih partai juga tidak ragu, bukan karena orang yang berada dalam partai.

Sementara itu, di Indonesia, partai itu “orang”, atau “sekelompok orang”. PAN? Amin Rais. PKB? Gus dur. Hanura? Wiranto. Nasdem? Surya Paloh. Perindo? Hari Tanu. PKS? Massa Tarbiyah. PDIP? Megawati. Demokrat? SBY. Gerindra? Prabowo. PPP? Tidak tahu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama