Wargnet memang selalu kreatif dalam menanggapi berbagai isu yang berkembang selama ini. Isu kartu kuning buat Presiden Jokowi sampai akhirnya rencana pengiriman BEM UI ke Asmat pun menjadi perbincangan yang viral dan menggelitik di sosial media.

Dikutip dari seruji.co.id (3/2) rencana pengiriman Ketua BEM UI dimaksudkan “Biar lihat (Mahasiswa, red), bagaimana medan yang ada di sana. Dan ‘problem-problem’ besar yang kita hadapi di daerah-daerah terutama Papua,” kata Presiden.

Sontak pernyataan presiden tersebut menuai pro dan kontra oleh warganet yang diekspresikan lewat cuitan di twitter. Beberapa cuitan terlihat satir,imajinatif dan membuat tersenyum geli.

Diantaranya cuitan dari Adam Wahab (4/2)

@adamWH68 Kalau aku kritik ttg Haji apakah akan dikirim ke Mekkah? *ngarep

Cuitan-cuitan di timeline tentang berita diatas menjadikan saya ikut berimajinasi, seandainya mengkritik Ketua PSSI atau Menpora tentang Timnas Indonesia yang susah sekali menembus Piala Dunia.

Berikut saya gambarkan kemungkinan percakapan imajiner yang terjadi antara saya dengan Ketua PSSI dan Menpora.

Waktu itu Ketua PSSI dan Menpora sedang  bergantian berpidato pada suatu acara jumpa  Pers dan pendukung Timnas.

Pidatonya mengenai bagaimana strategi dan langkah Timnas Indonesia dapat sukses dikancah internasional dan bisa menjadi peserta Piala Dunia.

Setelah selesai ketua PSSI dan Menpora mulai beranjak dari meja pembicara, saat itulah saya maju mendekat sambil meniup peluit.

Kebetulan kartu di dompet yang ada sedikit warnanya kuning hanya kartu NPWP maka saya acung-acungkan sambil terus meniup peluit.

Menpora    : “Ada apa ini dek, ada apa?”

Karena suasana begitu cair tidak ada petugas atau ajudan yang menghalangi, kemudian Ketua PSSI menghampiri dan memegang bahu saya.

Ketua PSSI : “Ada apa dek, adakah yang ingin kamu sampaikan?”

Saya            : “Oh iya pak, terimakasih kesempatan yang diberikan, begini pak kenapa ya Timnas susah bersaing di level Asia? bahkan di level Asia Tenggara pun masih terseok-seok.”

Ketua PSSI  : “Kami sudah berusaha dek,   Kompetisi domestik sudah kami jalankan dengan baik, pencarian bibit muda juga sudah berjalan baik. Kami pun sudah mencarikan pelatih yang berkualitas dan berpengalaman.”

Saya           :” Iya pak tapi…”

Kemudian Menpora ikut berbicara kepada saya

Menpora    : Kami akan terus evaluasi dek, anggaran tambahan untuk PSSI telah kami siapkan.

Saya             : “Iya pak saya mengerti, cuma apakah tidak terlalu bermimpi pidato bapak tadi untuk menembus piala dunia? sementara level Asia saja kita masih kesulitan pak.”

Ketua PSSI    : “Kita sedang berusaha keras jangan pesimis, lihatlah sudah ada pemain seperti Eggy Maulana yang dikontrak Liga Eropa itu awal yang baik.”

Menpora      :” Memang tidak mudah, lawan yang Kita hadapi sangat berat dan berpengalaman. Kelihatannya kamu harus melihat kondisi team-team disana, biar kamu mengerti dan memberikan masukan yang tepat bagi kami.”

Saya              :” Maksud bapak?”

Menpora      : “Aku akan kirim kamu menyaksikan Piala Dunia di Rusia tahun ini, biar kamu melihat hebatnya team-team yang berlaga disana.”

Saya             :” Waduh beneran ini pak ?Alhamdulillah.”

Menpora     :” Iya nanti biar staff saya yang mengurus semuanya.”

Ketua PSSI : “Selamat ya dek, eh tapi ngomong-ngomong kenapa kamu mengacung-ngacungkan kartu NPWP?”

Saya             : “Oh itu, sebagai tanda saya taat bayar pajak pak karena saya ingin melihat Timnas bisa berlaga di Piala Dunia.

Menpora     : Terimakasih atas ketaatannya, jangan lupa juga ya nanti gajinya ikhlaskan dipotong untuk zakat.”

Saya             : “Saya bukan PNS pak, saya” swasta

Menpora     : “Oh maaf”

Saya             : “Enggak papa pak, tapi saya bayar zakat profesi juga kok pak secara mandiri.”

Menpora    :” Bagus, syukurlah dek.”

Saya            : “Oh iya pak lupa, Piala Dunia besokkan mulai nya pas menjelang lebaran dan libur lebaran”

Ketua PSSI  :” Iya memang benar terus kenapa? ”

Saya             :” Maaf enggak jadi aja pak, beneran deh enggak jadi”

Ketua PSSI  : “Beneran nih gak nyesel? “

Saya             : “Enggak pak saya milih lebaran nya bersama keluarga.”

Menpora     : “Ya sudah, kalo enggak jadi anggarannya ditambahkan untuk pembinaan Timnas saja.”

Saya             : “Setuju Pak”

Kemudian kami bersalaman dan ditutup dengan selfie.

Begitulah imajinasi saya diskusi antara rakyat dan pemangku jabatan dapat berlangsung sangat cair, karena sama-sama ingin Timnas bisa berlaga di Piala Dunia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama