Kalimantan Tengah – Postingan Akun Facebook Era Jeni Ringkin dianggap nitizen sebagai provokator. Hal itu terlihat ketika membaca postingannya menganggap isi ceramah Usatadz Abdul Somad (UAS) dinilai mengandung SARA, padahal ia sendiri belum mengerti bahwa UAS sudah terjun ke berbagai daerah pelosok nusantara hanya untuk mengenalkan Pancasila, UUD 1945 dan mengajarkan cara menghormati dan mengibarkan bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan, banyak nitizen menilai orang yang posting tersebut tujuannya hanya ingin memperkeruh suasana dan terkesan ikut-ikutan saja.

” Bahaya orang kayak gini yang akan malah membikin gesekan, ” komentar akun Aad Boom..

Bahkan ada yang komentar singkat tapi pedas, ” Biasa cebong, ” sahut akun Yunansyah Tengku Syahrani, Senin (25/12/2017).

Postingan yang justru dinilai mengadung unsur SARA dan adu domba tersebut juga mendapatkan tanggapan dari Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng). Dalam komentarnya, Habib Ismail memberikan pemahaman dan kesejukan untuk para nitizen khususnya masyarakat Kalimantan Tengah.

” Insya Allah tdk akan ada pengusiran ulama di kalteng… dan andai ada sodara2 kita yg tdk senang, itu wajar2 saja… sikap pribadi masing2..dan kita gak mungkin bs memaksa org lain utk suka dgn apa yg kita sukai….namun kita berharap KALTENG BERKAH akan tetap kondusif.. mslh Ustadz Shomad biar ulun nanti jd PENJAMINNYA andai ada yg menolak…tp ulun yakin…tdk akan ada penolakan…, ” tulis akun Ismail Kalteng.

Postingan akun Era Jeni Ringkin seakan tidak senang kehadiran Usatadz Abdul Somad yang direncanakan pada Februari 2018 di Kota Sampit. Eronisnya, akun tersebut membawa nama penduduk pribumi Dayak Kalimantan Tengah, padahal jika melihat biodatanya ia sendiri bukan warga asli Kalimantan.

Karena banyaknya komentar protes dari para nitizen kepadanya, akhirnya postingan tersebut ia hapus dari beranda facebooknya.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama