Dalam sesi pelajaran Tahsin Alquran sore tadi, saya menutupnya dengan memberikan catatan :

“Jangan melepaskan bacaan setiap huruf tanpa mengetahui  -sehingga tidak memberikan- apa yang menjadi hak-hak dari huruf”

“Bacalah huruf-huruf itu menurut tata cara bacaannya sesuai dengan makraj dan sifat-sifat huruf. Huruf ف (fa’) harus dibaca همس (hams) خ (kha) dibaca استعلاء (isti’la’), ش (syim) dibaca تفش (tafasysyi) dan begitulah seterusnya”

“Pastikan “mereka” (huruf-huruf itu)  mendapatkan  haknya” pungkas saya dengan memberikan contoh-contoh.

Dari pelajaran di atas sesungguhnya dapat dipetik hikmah. Kalau kepada huruf saja manusia dituntut supaya berlaku adil (yaitu dengan memberikan hak-haknya), bagaimana pula hak rakyat terhadap pemimpinnya ? Hak untuk mendapatkan BBM dan TDL subsidi, biaya pendidikan dan kesehatan terjangkau, terpenuhinya sandang, pangan dan papan.

Wajar jika agama mengancam pemimpin dengan ancaman neraka sebagaimana sabdanya :

Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama