Judul tersebut merupakan kata kunci untuk menggambarkan sosok Aisyah binti  Utsman bin Affan. Kecantikannya  digambarkan oleh Azzah al Mila, wanita yang sejaman dengannya , “Demi Allah, aku tidak pernah melihat penampilan Aisyah binti ustman dimiliki oleh wanita mana pun, ia seperti tak memiliki kejelekan sedikitpun.”

Dia adalah putri Ustman bin Affan, sahabat Rasulullah yang  pernah menjabat sebagai khulafahur rasyidin yang ketiga. Aisyah lahir pada kisaran tahun 623 M, yaitu pada masa akhir kenabian dan awal pemerintahan khulafahur rasyidin. Ibunya bernama Ramlah binti Syaibah.

Aisyah mendapatkan harta yang melimpah dari sang ayah, sehingga dia manjadi wanita kaya raya. Selain mewarisi kekayaan ayahnya, dia juga mewarisi kedermawanannya. Tak segan-segan dia sedekahkan hartanya di jalan Allah.

Aisyah memiliki putri bernama Ummu binti Marwan, buah hati dari suaminya Marwan ibnu Al Hikam. Dia adalah wanita penyayang anak-anak, selain merawat putrinya dia pun merawat beberapa anak asuh yang dididik dengan penuh kasih sayang layaknya anak sendiri.

Wanita cantik ini juga memeiliki kemampuan berorasi, dia menyusun sendiri naskah orasinya. Padahal pada saat itu belum banyak perempuan yang mampu berorasi. Bahkan ia bisa mengalahkan para ahli pidato pada saat itu seperti Sahban Wail, Qus dan Aktsam. Jika berhadapan dengan Aisyah merea seperti kehilangan kemampuan berpidato.

Tak mengherankan jika Aisyah memiliki banyak keistimewaaan sebab dia dididik oleh ayahnya yang merupakan manusia istimewa. Istimewa karena ustman termasuk sahabat yang awal masuk islam, terpandang, saudagar sukses yang dermawan, pada jaman kekhilafahannya berhasil menorehkan prestasi dengan membukukan  Alquran, dan masih banyak lagi keistimewaan lainnya.

Ibunya Ramlah binti Syaibah juga wanita istimewa sebab meskipun ayah dan kedua saudara lelakinya mati terbunuh oleh muslim pada saat perang badar dimana pada saat itu ayah dan saudaranya tersebut mati dalam keadaan memerangi kaum muslimin. Namun hal tersebut tidak membuatnya dendam pada kaum muslimin, justru sebaliknya dia tertarik dengan kebaikan akhlak kaum musimin sehingga diapun memeluk islam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama