JAKARTA, SERUJI.CO.ID –Â Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berkomitmen menerapkan “go digital” untuk memperkuat branding Wonderful Indonesia di tingkat internasional.
Menpar Arief Yahya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (13/3) mengatakan peran pemerintah di era siber harus semakin fleksibel agar dapat memenuhi tuntutan zaman.
“Kehadiran dunia digital menentukan deregulasi agar pemerintah menyesuaikan dengan perkembangan zaman,” kata Arief.
Terlebih, menurut dia, seiring dengan perubahan konsumen yang makin digital dan “hyper-connected” kini muncul tren “sharing economy” di sektor pariwisata.
Ia menambahkan, model bisnis berbagi ini merupakan cara baru yang dilakukan oleh generasi baru Milenial untuk melakukan bisnis dengan cara yang lebih efisien yaitu saling berbagi dalam memanfaatkan aset atau sumber-sumber daya yang ada.
“Jika dahulu dalam pendekatan ‘owning economy’ harus menguasai, membeli aset, memerlukan capital expenditure, dan banyak kapasitas tidak terpakai, maka sekarang ini dengan ‘sharing economy’ tanpa harus melakukan hal tersebut akan lebih banyak memanfaatkan semaksimal mungkin kapasitas tersedia dan lebih sangat efisien,” katanya.
Dengan menerapkan “sharing economy” kini bermunculan perusahaan-perusahaan digital yang mampu secara revolusioner mengubah lanskap industri pariwisata.
Misalnya, perusahaan AirBnB yang sama sekali tidak memiliki hotel kini bisa menjadi perusahaan pemesanan kamar terbesar di dunia.
AirBnB yang didirikan pada 2007 bermula dari gagasan menyewakan kamar yang kosong, kata Arief Yahya, kini valuasi perusahaan ini sebesar 1,3 miliar dolar AS pada 2012 dengan 2 juta transaksi kemudian meningkat menjadi 30 miliar dolar AS pada 2016 dengan lebih dari 36 juta transaksi dan angka fantastis ini melebihi capaian jaringan hotel konvensional, seperti Hilton atau Hyatt.
Demikian halnya perusahaan Uber, yang tidak memiliki armada taksi bisa menjadi perusahaan pemesanan taksi terbesar di dunia.