SERUJI.CO.ID – “Mengapa gula darah saya tinggi dokter?” Tanya seorang pasien suatu ketika di ruang praktek saya.
Pasien seorang Ibu, 50 tahun dengan 3 anak, bekerja sebagai guru yang tinggal cukup jauh di luar kota. Ibu guru yang kelihatan cerdas dan ingin banyak tahu ini datang dengan keluhan sedikit lemah, sering buang air kecil, terutama malam hari dan berat badan agak menurun dalam beberapa bulan terakhir.
Karena didorong rasa khawatir, sesuai dengan informasi yang didapatnya dari browsing di Google, bahwa dari gejala-gejala yang dirasakannya, kemungkinan ia menderita diabetes melitus. Rasa takut, dan ingin tahu lebih jauh tentang keluhan yang dirasakannya itu, sang pasien kemudian datang konsultasi. Lalu, pada pemeriksaan laboratorium yang saya lakukan pada waktu itu, gula darahnya memang tinggi. Memenuhi kriteria WHO untuk menegakkan diagnosis sebagai penyandang diabetes melitus.
Dan, pertama-tama yang dia tanyakan ketika saya beritahu bahwa dia menderita diabetes adalah, “Mengapa gula darahnya tinggi?”
Nah, gula adalah karbohidrat sederhana yang dibutuhkan oleh tubuh kita sebagai sumber energi utama. Jantung kita dapat berdetak, makanan bisa diolah, kita berjalan, berlari, otak kita berpikir membutuhkan energi. Gula terutama diperoleh dari karbohidrat yang dikandung makanan pokok yang kita konsumsi seperti nasi, jagung, gandum, ubi jalar, mi dan sebagainya. Jadi, kalau kita makan, minum, makanan minuman itu oleh tubuh kemudian dicerna dan diolah melalui mekanisme yang cukup rumit menjadi gula.
Gula di dalam usus akan diserap masuk ke dalam pembuluh darah. Gula dalam darah ini oleh jantung akan dikirim ke seluruh organ tubuh. Di dalam sel gula akan diubah menjadi bahan bakar agar mesin tubuh dapat berfungsi. Dalam tubuh yang normal, gula darah ini akan dipertahankan stabil dalam batas tertentu.
Berapapun kita makan, tubuh akan tetap menjaga keseimbangan agar gula darah tetap dalam batas normal. Salah satu yang berperan penting di sini adalah insulin
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta pankreas. Jumlah insulin ini pada dasarnya bersifat konstan. Tetapi, bila setelah makan misalnya, yang menyebabkan kadar gula darah akan naik, sel beta pankreas kemudian mendeteksi perubahan ini. Sebagai responnya, maka sel beta pankreas ini akan melepaskan insulin lebih banyak ke dalam sirkulasi darah. Tubuh akan berusaha untuk menjaga keseimbangan gula dalam darah kembali. Salah satunya adalah dengan insulin yang akan bekerja mengangkut gula darah ke dalam sel jaringan tubuh. Dan, sebagian gula darah ini juga akan disimpan dalam hati sebagai cadangan tenaga yang dikenal dengan glikogen.
Bagaimana insulin berkerja membantu mengangkut gula darah ke dalam sel, “American Diabetes Association” menggambarkan insulin itu sebagai anak kunci dan sel dengan reseptornya sebagai gembok. Ibaratkan sebuah rumah, yang punya rumah atau kita —yang punya rumah atau kita di sini adalah gula darah— baru dapat masuk rumah bila pintu sudah terbuka. Jadi gula darah baru dapat masuk ke dalam sel setelah pintu masuk ke dalam sel itu dibuka. Yang membuka itu adalah Insulin. Dalam tubuh yang sehat pintu-pintu masuk ini terbuka luas, gula darah dengan mudah dapat masuk ke dalamnya.
Namun, pada penderita diabetes, karena produksi insulin yang tidak cukup –anak kunci kurang, dan, atau kunci (gembok) rusak, karatan misalnya–contoh yang mudah dari pengertian insulin resistensi, maka sebagian pintu tidak dapat dibuka. Akibatnya gula dalam darah tidak dapat dengan mudah masuk ke dalam sel. Ibaratkan sebuah apartemen, bila sebagian besar pintu kamar tidak dapat dibuka, apakah karena anak kunci hilang atau kunci (gembok) rusak, akan banyak penghuni apartemen tertahan di luar, di lorong-lorong apartemen. Penghuni apartemen yang menumpuk di lorong-lorong apartemen itu adalah perumpamaan sederhana gula yang tinggi dalam aliran pembuluh darah.
Jadi, salah satu sebab mengapa gula darah penderita diabetes itu tinggi adalah, karena gula dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel jaringan tubuh akibat produksi insulin tidak cukup dan, atau tidak dapat berfungsi dengan baik……….
Lalu, “Mengapa dapat terjadi demikian, apa sebabnya?” Pertanyaan lain yang acap kali diajukan oleh banyak pasien. Penjelasan ada pada artikel selanjutnya.