Beberapa pasien secara mudah mengingkari bahwa mereka menderita diabetes. Karena menolak diagnosis, pengelolaan juga tidak dijalani dengan baik. Akibatnya gula darah, dan faktor risiko lain tidak akan terkendali. Kedaan seperti ini akan menjadi berbahaya. Pasien sering datang dengan gula sangat tinggi sekali, atau bahkan tidak sadar, atau datang sudah mengalami bermacam komplikasi kronis diabetes.
Sehubungan sikap pasien yang menolak, menyangkal bahwa dia menderiita diabetes ini, saya beberapa kali punya pasien yang masih muda. Salah seorangnya adalah seorang pasien yang menurut ceritanya sendiri, waktu usia sekitar 18 tahun didiagnosis menderita diabetes.
Karena menyangkal diagnosis, pasien tidak mengikuti terapi yang dianjurkan. Beberapa kali pasien masuk instalasi gawat darurat dan perawatan intensif karena gula darah sangat tinggi dan koma.
Pada usia sekitar 27 tahun dia menderita hipertensi, dan 10 tahun kemudian, pada usia relatif masih muda, 38 tahun sudah harus menjalani hemodialisis atau terapi pengganti cuci darah karena gagal ginjal.
Mengapa Pasien Mengingkari Diabetes Yang Disandangnya?
Pada kasus di atas saya tidak tahu dengan pasti. Tapi menurut beberapa artikel, persepsi yang salah terhadap diabetes, ketakutan berlebihan akibat diabetes yang dilihatnya, pengaruh lingkungan, tidak percaya karena merasa tidak apa-apa, tidak ada gejala, tidak ada keluarga atau orang tua yang menderita diabetes, dapat menjadi faktor penyebab pasien menolak atau mengingkari diagnosis diabetes.
Jadi, mengingkari diagnosis diabetes dapat berakibat fatal, memperbesar kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes yang akut ataupun kronis. Oleh karenanya edukasi pasien diabetes itu penting sekali. Edukasi ini harus disosialisasikan tidak hanya pada pasien tapi juga pada keluarga dan masyarakat awam.