JAKARTA – Sebuah tim keamanan informasi data, Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), menghimbau masyarakat tidak perlu khawatir ataupun panik bila nantinya serangan Ransomware Petya mulai masuk ke Indonesia.
Wakil Ketua ID-SIRTII Bisyron Wahyudi menjamin data-data dari komputer yang terkena serangan ransomware itu masih bisa diselamatkan selama masyarakat menerapkan langkah-langkah penanganan segera.
“Jangan khawatir, jangan panik. Jika sudah terkena terutama ketika sudah muncul pesan-pesan, sebelum dia merestart, langsung matikan saja,” ujar Bisyron Wahyudi dalam jumpa pers di Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (30/6).
Menurut dia, virus itu akan mulai melakukan enkripsi setelah komputer mulai merestart. Virus itu akan membuat komputer secara otomatis merestart dalam rentang 10 hingga 30 menit.
“Setelah restart, mereka akan menggunakan skrip punyanya si virus. Sebelum pakai itu, dia akan mengenkrip seluruh hardisk,” Bisyron menjelaskan.
Setelah dimatikan, kata dia, komputer yang hampir terjangkit itu jangan segera dinyalakan. Sebab, apabila proses booting kembali berlangsung, maka virus akan segera menjangkiti. Dia menyarankan memindahkan data yang ada di hardisk melalui start-up disk, yang prosesnya tidak memerlukan booting.
“Atau copot harddisk aslinya dan diganti dengan harddisk baru yang ada bootingnya juga. Harddisk yang tadi pun masih bisa digunakan di PC lain yang aman. Itu enggak apa-apa,” ucapnya.
Bisyron juga menghimbau masyarakat apabila terjangkiti virus itu agar tidak membayar duit tebusan yang dimintakan oleh ransomware.
“Jangan bayar,” tegasnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menambahkan agar masyarakat Indonesia membiasakan empat hal penting untuk terhindar dari serangan ransomware seperti Wannacry maupun Petya.
“Pertama, back up semua data secara reguler. Kedua, rajinlah mendownload antivirus terbaru. Lalu, gunakan selalu software original dan update patch-nya. Dan terakhir, secara reguler ganti password,” Rudi memaparkan.
Rudi berujar ransomware petya memiliki karakteristik yang mirip dengan ransomware yang sebelumnya pernah menjangkiti sejumlah komputer di Indonesia, wannacry.
“Wannacry mengenkripsi file atau kamarnya. Kalau Petya, menjangkiti harddisk atau hotelnya. Lebih besar itu,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, serangan virus ransomware Petya melanda beberapa negara seperti Ukraina, Rusia, India, Inggris, Belanda, Australia dan Amerika Serikat sejak Selasa (27/6). Serangan ini berlangsung masif merusak sejumlah infrastruktur kritis di Ukraina, seperti mesin ATM dan Bank Sentral Ukraina.
Serangan ini membuat sistem pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl mengalami gangguan. Sistem kereta dan bandara di Ukraina sampai saat ini juga belum pulih karena menjadi korban ransomware ini.
Belum lagi, serangan menghantam salah satu perusahaan minyak terbesar di Rusia, Rosneft. Virus ini juga menyerang, antara lain Maersk (perusahaan energi dan transportasi Denmark), DLA Piper British law firm, WPP British advertising and PR firm, dan Merck (perusahaan obat di Amerika Serikat). (IwanY)
Petya ini tidak meminta ransom, tp efek yg ditimbulkan adalah menghapus langsung semua data dlm hdd PC tsb