PALESTINA – Pemimpin aksi mogok makan Palestina Marwan Barghouti membantah keaslian sebuah video yang menunjukkan bahwa dia makan diam-diam di sel penjara. Demikian yang disampaikan pengacaranya, Khader Shkirat, Sabtu (13/5/2017).
Barghouti, bersama dengan 1.500 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, melakukan mogok makan sejak 17 April lalu, menuntut kondisi yang lebih baik, termasuk kunjungan keluarga.
Menurut Khader Shkirat, Barghouti mengatakan padanya bahwa sel yang ada dalam video tersebut, dengan tempat tidur susun, jauh lebih baik dan lebih bersih daripada sel rusak di mana dia ditahan, yang hanya ada tempat tidur tunggal, tanpa disediakan bantal.
“Marwan mengatakan bahwa dia tidak tahu kapan foto-foto ini diambil, dan dia menganggap penerbitan video tersebut sebagai pemerasan dan tindakan ilegal oleh pemerintah Israel,” kata Shkirat, seperti dilansir dari AlJazeera, Sabtu (13/5).
“Saya berencana untuk segera memperpanjang mogok makan saya, saya akan berhenti minum air putih,” kata Barghouti.
“Dan kami pantang mundur, kami akan teruskan sampai akhir,” sambungnya.
Israel telah menuduh Barghouti, yang secara luas dipandang sebagai penerus potensial Presiden Palestina Mahmoud Abbas, telah melakukan pemogokan tersebut untuk tujuan mengangkat profil politiknya.
Barghouti menjalani hukuman seumur hidup setelah pengadilan Israel memvonisnya bersalah telah mengarahkan serangan yang menewaskan lima orang selama Intifadah Palestina kedua.
Barghouti, yang dipenjara sejak tahun 2002, tidak pernah melakukan pembelaan, mengatakan bahwa pengadilan tersebut tidak memiliki yurisdiksi atas dirinya. Dia diasingkan sejak aksi mogok makan dimulai April lalu.
Pengacaranya menambahkan bahwa Barghouti tidak diizinkan mengganti pakaiannya dan penjaga Israel menggeledah kamarnya empat kali sehari.
Komite Palang Merah Internasional mengatakan bahwa ini adalah tanggung jawab Israel untuk memastikan tahanan menerima kunjungan keluarga.
Juru bicara Penjara Israel Assaf Liberati mengatakan bahwa video tersebut asli dan diambil di sel Barghouti saat itu. (M. Gauzal Asnawi)
EDITOR: Iwan Y
