XINJIANG, SERUJI.CO.ID – Pihak berwenang China di provinsi Xinjiang telah memaksa warga Muslim di negara tersebut untuk menyerahkan sajadah dan Quran mereka atau menghadapi hukuman berat.
Hal ini diungkapkan oleh Dilxat Raxit, dari Kongres Uyghur Dunia, kepada Radio Free Asia (RFA), yang dioperasikan oleh pemerintah AS, Sabtu (30/9).
“Kami menerima sebuah pemberitahuan yang mengatakan bahwa setiap etnis Uyghur harus menyerahkan barang-barang yang berhubungan dengan Islam dari rumah mereka sendiri, termasuk Qur’an, buku doa dan hal lain yang mengandung simbol-simbol agama,” katanya.
Dalam laporan perkembangan di China pada 2016 dan 2017, Amnesty International mengatakan bahwa pemerintah komunis Beijing “terus melanggar hak kebebasan beragama, dan menindak semua kegiatan pertemuan keagamaan tanpa ijin” di wilayah tersebut. Mereka juga dikabarkan telah menahan para penulis kritis di Uyghur.
Ketegangan antara warga Uighur dan Han China mulai mendidih pada tahun 2009, yang menyebabkan kekerasan yang membuat orang tewas.
Ratusan orang telah tewas dalam konflik yang berkepanjangan antara warga Uyghur dan pemerintah China di Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang tersebut yang berada di perbatasan China utara-barat.
Organisasi hak asasi manusia mengatakan bahwa kekerasan tersebut merupakan reaksi terhadap kebijakan pemerintah China yang represif. (Gzl/Hrn)
Lihat kuasa ALLOH ..biar semauuny orang yg yalim andai merrka tau sdh terlambat
Terus sikap kita bagaimana?
Sebentar lagi..
makanya PKI tidak boleh ada di bumi indonesia yg berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. masih mau bela PKI dan menjadai bagian dari mereka ?????
Mengapa china yang memiliki kebudayaan yang hidup berabad-abad tidak mampu menerima kemukzizatan Al Quran? Bisa jadi karena kebudayaan telah mengakar sebagai kebanggaan diri atas bangsa lain.
Penyakit penolak hidayah yang bisa menjangkiti siapapun, termasuk sebagian umat muslim. Waspadalah.