JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru korban tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung. BNPB menyatakan korban tewas bertambah menjadi 429 orang.
“Data sementara dampak tsunami di Selat Sunda hingga 25/12/2018 pukul 13.00 WIB, tercatat 429 orang meninggal dunia, 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang dan 16.082 orang mengungsi,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers, di Jakarta, Senin (24/12).
Selain itu, Sutopo juga menyatakan ada 681 unit rumah rusak, 69 hotel-vila rusak 60 warung-toko rusak, dan 420 unit perahu mengalami kerusakan akibat tsunami ini. Korban dan kerusakan ini disebut Sutopo berada di 5 kabupaten, yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran.
Dari lima kabupaten tersebut, dampak terparah dialami Kabupaten Pandeglang tercatat 290 orang meninggal, 1,143 orang luka-luka, 77 hilang, dan 14.395 mengungsi.
Lalu di Kabupaten Lampung Selatan dimana korban jiwa mencapai 108 orang meninggal, 279 luka-luka, 9 orang hilang, dan 1.373 orang mengungsi.
Sementara di Kabupaten Serang tercatat 29 orang meninggal, 62 luka-luka, 68 hilang, dan 83 orang mengungsi, di Pesawaran satu korban jiwa, satu luka-luka dan 231 mengungsi. Sedangkan di Tanggamus terdata satu orang meninggal.
Untuk itu masa tanggap darurat diberlakukan selama 14 hari untuk Kabupaten Pandeglang yaitu sejak 22 Desember 2018 hingga 4 Januari 2019. Sementara untuk Lampung Selatan masa tanggap darurat selama tujuh hari sejak 23 hingga 29 Desember 2018.
“Kemungkinan nanti bisa diperpanjang disesuaikan kondisi lapangan,” ujarnya.
Untuk bencana tersebut, ditetapkan sebagai bencana kabupaten karena pemerintah daerah masih sanggup menangani didampingi oleh pemerintah pusat.
Ia mengatakan saat ini tim gabungan terus melakukan penyisiran dan evakuasi terhadap korban. Saat ini pendataan terus dilakukan. Kemungkinan jumlah korban bakal bertambah. (SU05)