SURABAYA, SERUJI.CO.ID – Sejumlah warga Jawa Timur mengaku senang bisa bersalaman dengan Gubernur Khofifah Indar Parawansa di sela gelar griya atau “Open House” menyambut Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (5/6).
“Saya senang bisa bertemu Bu Khofifah, bisa salaman dan foto-foto,” ujar salah seorang tamu, Maria Handayani, di sela kunjungannya.
Wanita asal Surabaya yang datang bersama tiga rekannya tersebut, mengaku tertarik datang ke Grahadi usai mengetahui informasinya dari grup WhatsApp.
“Waktu Pilkada lalu, saya memang memilih Ibu Khofifah. Secara pribadi belum kenal sih, sebatas tahu dari pemberitaan di media saja. Tapi, saya kagum karena pintar dan senang sekali bisa datang,” ucap anggota Asosiasi Perempuan Kreatif Jawa Timur tersebut.
Salah seorang warga lainnya, Faroyah, asal Kampung Kaliasin Surabaya, datang bersama beberapa tetangganya usai mendengar Grahadi dibuka untuk umum oleh gubernur.
“Kami dari Majelis Taklim Nurul Qolbi di Kampung Kaliasin. Informasi ada kegiatan ini, segera datang daripada terlambat dan tidak bertemu Bu Khofifah,” ucapnya.
Gelar Griya di Grahadi digelar dalam sehari yang terbagi dua sesi, yaitu tahap pertama berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 12.30 WIB, dilanjutkan sesi kedua pukul 14.00-16.30 WIB.
Turut hadir Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan beserta jajaran, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi beserta jajaran dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah setempat.
Pada sesi pertama, ratusan warga tampak rela mengantre untuk bersilaturahim bersama gubernur yang didampingi Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak beserta istrinya, Arumi Bachsin, serta Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah mengaku senang bisa bertatap muka langsung dengan warga dan saling memaafkan.
“Tradisi Halal Bihalal merupakan kebiasaan yang baik di negeri ini. Silaturahim tanpa harus mengenal secara individu. Ketika saling bersalam-salaman, mudah-mudahan hati dan pikiran kita juga bersalam sehingga terbangun harmoni kebersamaan,” tuturnya.
Menurutnya, saat ini bangsa Indonesia membutuhkan harmoni dalam berpikir dan gerakan karena NKRI membutuhkan rakyat, termasuk membangun Indonesia dan Jatim ke depan tidak bisa secara parsial, tapi secara integratif.