Pria yang juga menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia Jateng itu menjelaskan total zakat yang diterima Baznas Jateng digunakan untuk sektor-sektor produktif seperti untuk permodalan usaha tanpa bunga lewat Baznas Micro Finance, beasiswa di perguruan tinggi, maupun untuk renovasi rumah tidak layak huni.
“Pemanfaatan dana zakat tersebut juga didorong turut memberi dampak pada penurunan angka kemiskinan sehingga program dari kami juga memberi pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kerja masyarakat,” terangnya.
Capaian penerimaan zakat Baznas Jateng yang menjadi tertinggi tingkat nasional itu turut diapresiasi Wakil Ketua Baznas Pusat Profesor Munzier Suparta.
Menurut Munzier, peran sentral pemimpin daerah menjadi indikator utama pertumbuhan penerimaan zakat tersebut.
“Pertumbuhan zakat di Jawa Tengah berada di posisi tertinggi dan ternyata semangat pimpinan pemerintahan memberikan dampak yang luar biasa pada tumbuh kembangnya zakat,” katanya.
Bahkan apa yang dilakukan Gubernur Ganjar dengan mengeluarkan surat edaran pemotongan gaji sebesar 2,5 persen itu, katanya, harus ditiru dan diterapkan oleh gubernur lain.