KENDARI, SERUJI.CO.ID – Teluk Kendari yang dilengkapi sejumlah lokasi wisata dan pelabuhan nusantara serta tempat pendaratan cargo antarpulau, posisinya kini terancam menjadi daratan. Kenyataan itu membuat banyak pengelola industri wisata di kawasan teluk Kendari resah.
“Kami sangat berharap pemerintah daerah segera mengambil keputusan penyelamatan kawasan teluk. Kalau dibiarkan yang akan rugi besar adalah pemerintah daerah karena hilangnya aset keindahan alam kawasan teluk yang selama ini dikagumi banyak investor,” ujar Ir Hugua, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sultra.
Kepada SERUJI di Kendari, Kamis (23/5) Hugua juga menjelaskan, saat ini Pemda sedang serius menyelesaikan pembangunan jembatan Teluk Kendari yang ditargetkan bisa difungsikan akhir tahun ini. Tetapi keindahan jembatan itu akan hilang secara perlahan bila kawasan teluk berubah menjadi daratan.
Hugua mengaku beberapa waktu lalu mengumpulkan hasil penelitian kedalaman air di kawasan teluk yang ternyata hanya berkisar 4 meter saat air pasang, padahal 25 tahun lalu kedalaman perairan teluk masih sekitar 32 meter.
Cepatnya proses pendangkalan perairan teluk Kendari, kata Hugua, akibat tumpukan endapan lumpur yang dibuang sekitar 13 anak sungai yang muaranya terpusat di Teluk Kendari.
Keadaan itu diperparah dengan gundulnya kawasan hutan di hulu sungai Wanggu di daerah Konawe Selatan dan rusaknya hutan di hulu Sungai Jonaweeha di Konawe yang menyebabkan setiap banjir sungai itu menghanyutkan ribuan ton endapan lumpur.
“Saya sudah laporan hal ini ke Gubernur Sultra agar diantisipasi. Soalnya tertariknya investor mengolah kawasan wisata di Kendari lebih karena indahnya kawasan teluk Kendari. Kalau jadi daratan, maka daerah akan rugi besar,” lanjut Hugua.
Gubernur Sultra H Ali Mazi saat dikonfirmasi mengaku prihatin melihat Teluk Kendari. Agar teluk itu bisa tetap memperlihatkan pesona keindahannya, sehabis Idul Fitri akan mengumpulkan para kepala daerah terkait untuk memikirkan upaya segera menyelamatkan teluk Kendari dari ancaman jadi daratan.
“Kalau sudah ada kesepakatan kita kerjanya enak, mana bagian dari Teluk yang harus dikeruk dan mana yang dibiarkan jadi daratan,” kata Gubernur.