Mark Zuckerberg mengakui kesalahannya, tetapi tidak dapat menjelaskan atas keterlambatan menangani adanya keluhan pemakai facebook sejak tahun 2015. Dia mengakui bahwa telah memberikan ijin terhadap sebuah lembaga yang bergerak dalam pengumpulan data dengan memberikan data pribadi 50 juta pengguna facebook terkait dengan kampanye Presiden Donald Trump pada tahun 2016.
“Saya benar-benar menyesal bahwa hal ini terjadi,” katanya dalam sebuah wawancara dengan US CNN. “Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi data pengguna, dan jika kami tidak dapat melakukannya, maka kami tidak layak mendapatkan kesempatan untuk melayani orang lain,” katanya.
Dalam pernyataan terpisah diposting pada platform media sosial, Zuckerberg mengakui kesalahannya dan akan melakukan tindakan untuk memperbaiki kesalahan tersebut. “Ini adalah pelanggaran kepercayaan antara Kogan, Cambridge Analytica dan Facebook,” katanya.
Alexander Kogan adalah seorang peneliti Universitas Cambridge yang menciptakan sebuah aplikasi yang mengumpulkan data pribadi pengguna, dan kemudian dijual data tersebut ke lembaga pengumpul data. “Itu juga pelanggaran kepercayaan antara Facebook dan orang-orang yang berbagi data,” katanya.
Zuckerberg terpaksa meminta maaf setelah adanya laporan dari US Federal Trade Commission (FTC), sebuah badan pemerintah independen yang mengatur kebijakan privasi, karena melihat adanya pelanggaran yang dilakukan facebook. Jika Facebook ditemukan melakukan pelanggaran maka , FTC dapat memberikan denda lebih dari US$40,000 per hari per pelanggaran.
US Senator Amy Klobuchar juga secara resmi telah meminta untuk diadakannya sidang peradilan untuk masalah ini. Cambridge Analytica juga dituduh telah menggunakan data diambil dari Facebook untuk melakukan penelitian pemilih pada masa kampanye Presiden Donald Trump tahun 2016. Hal ini menyebabkan turun drastics harga saham facebook.