Lembaga tangki pemikir baru bernama Institute for Tax Reform and Public Policy (INSTEP) diresmikan di Jakarta, Rabu (14/3). Bertempat di Warung Daun Cikini, Jakarta, INSTEP mendeklarasikan diri sebagai lembaga riset dan pusat studi kebijakan yang memusatkan aktivitasnya pada pengawalan tax reform serta kebijakan publik yang berkeadilan.

Untuk mewujudkan visi tersebut, INSTEP berupaya meningkatkan partisipasi dan menyinergikan masyarakat perpajakan, terutama kalangan profesional, konsultan pajak, akademisi serta pelaku usaha dan wajib pajak dalam proses pengambilan dan pengawasan kebijakan perpajakan.

Dengan sinergi dan peran yang setara para pemangku kepentingan, diharapkan akan terwujud trust terhadap otoritas perpajakan. Selama ini para pemangku kepentingan perpajakan terkesan tidak saling mempercayai. Persepsi yang berkembang bahwa konsultan perpajakan ataupun wajib pajak cenderung mengakali aturan perpajakan, sementara di sisi lain petugas pajak hanya berfokus pada pemenuhan target perpajakan.

Kehadiran INSTEP yang terdiri dari para akademisi, profesional, peneliti muda, dan bersinergi dengan para peneliti senior ingin menjembatani distrust diantara para stakeholders perpajakan. INSTEP ingin memberikan pencerahan, mendorong sinergi, serta menghadirkan manfaat bersama. Lembaga ini juga bertujuan untuk memastikan fondasi reformasi perpajakan bisa diperkokoh.

Pendiri INSTEP adalah para aktivis muda, kalangan akademisi yang memiliki visi untuk melakukan riset kebijakan publik perpajakan yang berkeadilan. Dalam sambutannya, Direktur Eksekutif INSTEP, Hendi Subandi, menyampaikan bahwa lembaganya berfokus pada riset atas perpajakan yang merupakan sekitar 70 persen penyumbang pendapatan negara.

Penyerahan plakat dari Direktur Eksekutif INSTEP, Hendi Subandi, kepada Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati.

Menurutnya, logo lembaganya yang dominan warna biru mencerminkan keluasan pandangan, seperti luasnya langit biru. Warna tersebut secara psikologis merupakan warna yang memberikan kepercayaan untuk menangkap masa depan. Dia berharap INSTEP akan memberikan warna baru bagi dunia perpajakan Nasional, agar capaian reformasi perpajakan meningkat pada level cooperative compliance, bukan sekedar kepatuhan yang dipaksakan. Harapannya bisa terwujud colaborative governance antara masyarakat dan pemerintah.

Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati, menyambut bahagia kehadiran INSTEP sebagai darah baru kekuatan civil society. Menurutnya kehadiran INSTEP akan menghidupkan kembali kajian dan pemikiran seperti yang pernah dilakukan Econit ataupun CIDES di masa lalu. INSTEP diharapkan bisa menjadi mitra strategis yang mampu mengawal kebijakan perpajakan. Ia berpesan agar INSTEP bisa menjadi lembaga yang obyektif dan independen, namun tetap menyuarakan kepentingan dan memiliki keberpihakan kepada publik.

Bersamaan peresmian INSTEP tersebut digelar diskusi publik dengan mengusung tema ‘Mengawal Reformasi Perpajakan dan Kebijakan Publik  yang Berkeadilan’.  Hadir sebagai pembicara diskusi yang dipandu oleh Tysa Novenny, presenter TV One tersebut, Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama, Tenaga Pengkaji Bidang PKKO Bea Cukai, Ambang Priyonggo, Pakar Pajak DDTC, Darussalam, dan Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama