MENU

Pelaku Penembakan SMA Florida Hadapi 17 Tuduhan

FLORIDA, SERUJI.CO.ID – Mantan siswa yang dituduh melakukan penembakan mematikan pekan lalu di sekolah tinggi Florida, kembali ke persidangan, Senin (19/2), dalam kasus yang menimbulkan penggalangan dukungan terhadap kontrol senjata yang lebih ketat.

Nikolas Cruz, dengan kepala tertunduk, tangan terbelenggu di pinggang dan mengenakan pakaian terusan merah khusus untuk tahanan, tidak menunjukkan emosi selama sesi pengadilan di Fort Lauderdale.

Persidangan tersebut diakhiri dengan Hakim Pengadilan Broward Circuit Elizabeth Scherer yang menetapkan bahwa sebuah mosi pembelaan yang diajukan minggu lalu tetap tertutup bagi publik.

Isi dari mosi, yang ditutup oleh hakim lain, tidak dijelaskan dalam persidangan.

Dalam persidangan kedua, hakim pengadilan Broward Circuit Charles Greene memerintahkan pengumuman beberapa bagian dari penilaian kesehatan mental Cruz oleh Departemen Anak-anak dan Keluarga Florida pada November 2016.

Laporan tersebut telah bocor ke surat kabar Sun Sentinel, Florida Selatan.

Cruz, yang tidak menghadiri persidangan kedua, menghadapi 17 tuduhan atas pembunuhan berencana setelah serangan pada Rabu (14/2) di Sekolah Menengah Atas Marjory Stoneman Douglas di Parkland, dekat Benteng Lauderdale.

Kasus tersebut merupakan kejadian penembakan paling mematikan yang pernah terjadi di SMA Amerika Serikat.

Tersangka, yang ibunya meninggal pada November, diselidiki oleh pihak berwenang setelah video muncul di platform media sosial Snapchat menunjukkan dirinya yang menyayat tubuhnya sendiri, demikian penilaian oleh Departemen Anak-anak dan Keluarga .

“Cruz memiliki sayatan baru pada kedua lengannya, Cruz menyatakan bahwa dia berencana untuk pergi keluar dan membeli pistol. Tidak diketahui untuk apa dia membeli pistol itu,” demikian laporan yang dirilis itu.

Dalam sebuah pernyataan, sekretaris departemen Mike Carroll mengatakan bahwa catatan tersebut menunjukkan bahwa Cruz mendapatkan layanan kesehatan mental sebelum, selama dan setelah penilaian.

Cruz tinggal bersama ibunya dan bersekolah saat penilaian tersebut disimpulkan, katanya.

Biro Investigasi Federal telah mengakui bahwa hal mereka gagal bertindak atas sebuah telepon peringatan pada bulan lalu, yang memperingatkan bahwa Cruz memiliki senjata dan keinginan untuk membunuh.

Greene menyetujui permintaan tim pembela umum Cruz untuk merilis penilaian tersebut. Namun, dia mendadak merilis rincian sejarah Cruz tentang kesehatan mentalnya dan catatan kekerasan pada anak.

Para siswa yang selamat berkumpul dengan guru dan kelompok keamanan senjata untuk merencanakan kunjungan ke ibu kota negara bagian, Tallahassee, pada Rabu (14/2). Mereka akan meminta anggota parlemen negara bagian memberlakukan larangan penjualan senjata di Florida.

Gedung Putih pada Senin (19/20) mengatakan bahwa Presiden Donald Trump mendukung upaya untuk memperbaiki pemeriksaan latar belakang federal untuk pembelian senjata.

Trump membuat marah beberapa siswa dengan menyebut dalam sebuah cuitan pada Sabtu bahwa FBI telah melewatkan tanda-tanda bahwa si penembak itu bermasalah, karena terganggu oleh penyelidikannya terhadap campur tangan Rusia dalam pemilihan umum presiden AS 2016. (Ant/SU02)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER