Pangkalan Bun – Kasus yang menimpa Warioboro, (53) anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) asal Kecamatan Pangkalan Banteng Kotawaringin Barat (Kobar) Kalimantan Tengah mendapatkan pengawalan serius dari prajurit organasisi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama. Pasalnya, kasus yang menimpa Warioboro terkesan dipaksakan.
“Masalahnya kasus jamu yang menimpa sahabat Warioboro ini terkesan dipaksakan. Apalagi dia itu hanya sebagai karyawan biasa,” jelas A. Rozikin Z kepada awak media, Senin, (5/2/2018).
Sebagai ketua satuan koordinator cabang (Kasatkorcab) Banser Kabupaten Kobar, Rozikin juga mengatakan akan mengajukan tuntutan pembebasan terhadap anggotanya. Karena, lanjutnya, kasus yang menimpa Warioboro adalah kasus jamu tradisional. Warioboro hanya sebagai kuli membantu agar ia mendapatkan uang harian untuk memenuhi nafkah keluarganya.
“Dia anggota Banser sudah lama. Maka saya faham benar kondisi ekonominya. Kalau orang jawa bilang itu osek-osek plung, hari ini dia kerja ya hari ini habis untuk makan,” imbuhnya.
Lebih detail Rozikin juga menjelaskan jika Warioboro itu hanya menjadi korban. Maka sangatlah pantas untuk dibela karena bukan kasus kriminal seperti layaknya pencurian atau perampokan.
“Kami semua bangga mempunyai sahabat seperti dia. Dia itu aktif dan selalu membantu kegiatan keamanan di Kabupaten Kobar, baik kerjasama dengan Pemda maupun pihak kepolisian,” beber Rozikin.
Menyoal tentang persiapan pengawalan yang rencananya melibatkan 300 personil anggota Banser, Roziki memberikan keterangan jika hal itu sudah dipersiapkan jauh sebelumnya.
“Tiga ratus ini saja saya banyak menolak. Kalau saya biarkan maka seribu lebih yang akan datang di Pangadilan Negeri Pangkalan Bun. Ini merupakan perwakilan dari lima kabupaten, termasuk ada juga dari Pimpinan Wilayah Kalimantan Tengah,” tegasnya.
Ditanya soal tuntutan dan praktek di lapangan, ia menjelaskan anggotanya sudah terlatih mentaati aturan.
“Tidak usah risau, semua anggota Banser sudah terlatih dan selalu mematuhi aturan. Sebagai sahabat, satu sakit, yang lain pun ikut merasakan. Kami menuntut agar Warioboro segera dibebaskan, itu saja,” pungkasnya