Dalam ruangan praktekku duduk seorang lelaki umur 50-an tahun. Dia nampak gelisah dan gamang. Dia datang ke tempat praktekku dengan keluhan kesehatan yang bermacam-macam. Kesimpulan saya bapak tersebut mengalami psikosomatik, yaitu gangguan kesehatan fisik yang yang disebabkan oleh faktor psikis.

Pria itu adalah istri seorang TKW yang bekerja di Hongkong, sudah bertahun-tahun istrinya belum pulang.

“Istri saya cantik sekali dokter” ujarnya bangga sambil matanya berbinar.

“oh ya?…seneng dong”  Timpalku

“setiap berapa bulan istri bapak pulang?”  tanyaku

“Pulangnya tujuh tahun sekali dok?” jawabnya dengan nada suara berat

Batinku bilang “Ngapain punya istri cantik kalau untuk ketemu saja harus nunggu tujuh tahun”

Fenomena suami yang beristri TKW merupakan hal yang pelik. Pernah saya pas lagi naik ojek, tukang ojeknya cerita bahwa istrinya jadi TKW di Arab Saudi. Kata tukang ojek tersebut istrinya nekat pergi lagi jadi TKW sebab dia ingin punya penghasilan lebih dan merasa kurang dengan apa yang diberikan suaminya.

Sebelumnya istrinya pernah jadi TKW dan dia merestui. Tapi untuk kepergian yang kedua ini dia tidak merestui, tapi istrinya nekat karena merasa masih kekurangan secara ekonomi.

Kerasnya kehidupan dan tuntutan kebutuhan pada jaman sekarang merupakan faktor utama para perempuan Indonesia rela jadi pekerja rumah tangga di negeri orang. Dan mereka akan mengirimkan gajinya ke keluarga untuk membantu mencukupi kebutuhan di tanah air.

Yang perlu dikritisi adalah, apakah jalan keluar dari masalah ekonomi tersebut harus menjadi TKW? Apakah seorang istri meniggalkan suaminya dalam jangka waktu yang lama itu adalah sesuatau yang bijak? Apakah seorang ibu yang tidak merawat anaknya berbulan-bula bahkan bertahun-tahun itu tidak berpengaruh pada psikologis anak? Bagaimana islam memandang permasalahan istri yang bertahun-tahun meninggalkan suami untuk bekerja?

Negara ini perlu memperbanyak pelatihan-pelatihan oleh tenaga-tenaga profesional di bidangnya yang diselenggakan secara gratis dengan pembiayaan dari negara. Diharapkan dari pelatihan tersebut bisa dimanfaatkan untuk mencari peluang agar bisa menghasilkan uang di negeri sendiri. sehingga warga negara ini tidak perlu menjadi pekerja rumah tangga di luar negeri.

Di masa kecil saya punya tetangga yang bisa menjual jasa servis radio dan TV setelah mendapatkan pelatihan yang diadakan oleh pihak kecamatan. Usaha jasa servis tersebut masih eksis sampai sekarang dan cukup untuk menghidupi istri dan keempat anaknya. Kisah sukses tetangga saya ini bisa  dijadikan model dengan jenis pelatihan yang berviariasi tentunya, termasuk pelatihan yang bisa dilaksanakan oleh wanita.

#Liku2MejaPraktek

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama