Tahun 2018 dinobatkan sebagai tahun politik. Diwarnai dengan perhelatan pesta demokrasi melalui pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Rakyat. Dan akan dilanjutkan dengan perhelatan puncak di tahun 2019 dengan Pemilihan Presiden.
Para calon kepala daerah sudah mulai mendaftarkan diri. Luar biasa keberaniannya para calon kepala daerah ini dengan mengajukan dirinya untuk memikul amanat dari rakyat se-daerahnya. Saya pun teringat akan Hadits Rasulullah:
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ لِيْ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُوتِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُوتِيتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ
Dari Abdurrahman bin Samurah dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan! Karena sesungguhnya jika diberikan jabatan itu kepadamu dengan sebab permintaan, pasti jabatan itu (sepenuhnya) akan diserahkan kepadamu (tanpa pertolongan dari Allâh). Dan jika jabatan itu diberikan kepadamu bukan dengan permintaan, pasti kamu akan ditolong (oleh Allâh Azza wa Jalla) dalam melaksanakan jabatan itu. Dan apabila kamu bersumpah dengan satu sumpah kemudian kamu melihat selainnya lebih baik darinya (dan kamu ingin membatalkan sumpahmu), maka bayarlah kaffârah (tebusan) dari sumpahmu itu dan kerjakanlah yang lebih baik (darinya)”.
Bahkan untuk menjadi calon kepala daerah, beberapa orang berani melakukan hal-hal yang tidak diridloi oleh Allah . Mereka terkadang pergi ke dukun ataupun ke tukang ramal.
Apakah yang membuat mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan jabatan atau amanat tersebut, sehingga melakukan berbagai cara tersebut.
Setiap laki-laki adalah pemimpin, minimal pemimpin untuk diri dan keluarganya.
Bagaimanakah hukumnya, jika seorang manusia berusaha memaksakan dirinya dengan segala cara untuk mendapatkan jabatan tersebut :
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَرَجُلاَنِ مِنْ قَوْمِي، فَقَالَ أَحَدُ الرَّجُلَيْنِ: أَمِّرْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَقَالَ الآخَرُ مِثْلَهُ، فَقَالَ: «إِنَّا لاَ نُوَلِّي هَذَا مَنْ سَأَلَهُ، وَلاَ مَنْ حَرَصَ عَلَيْه
Dari Abu Musa Radhiyallahu anhu dia berkata, “Saya masuk menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama dengan dua orang dari kaumku, lalu salah seorang dari kedua orang itu berkata, “Jadikanlah (angkatlah) kami sebagai amir (pejabat) wahai Rasulullâh!” Kemudian yang seorang lagi juga meminta hal yang sama. Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kami tidak akan mengangkat sebagai pejabat orang yang memintanya dan tidak juga orang yang tamak terhadap jabatan itu”
Dalam masa pesta demokrasi ini tentunya kaum muslim sebagai mayoritas pemilih di Negara Indonesia ini dapat memposisikan dirinya sebagai pemilih muslim yang sesungguhnya.
Marilah kita menjaga keyakinan Islam kita, agar kita dapat menjalankan syariat Islam ini dalam proses demokrasi ini. Dan tentunya melalui memohon petunjuk kepada Allah Swt dengan jalan Salat Istikharoh.
Semoga Allah melindungi Negara Indonesia ini dari orang-orang yang akan menimbulkan fitnah dan perpecahan ummat. Dan diberikan pemimpin yang amanah, adil dan bijaksana.