JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Seorang jurnalis dari media asing asal Inggris, The Guardian mengkonfirmasi kehadiran laskar Front Pembela Islam (FPI) di Kota Palu, pasca terjadinya gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter yang mengguncang Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9) lalu.
Jurnalis yang bernama Kate Lamb tersebut, awalnya lewat akun twitternya @_KateLamb menceritakan apa yang ia lihat berupa konvoi bantuan yang dikawal aparat keamanan menuju Kota Palu.
“Konvoi bantuan menuju ke Kota Palu dikawal Polisi untuk mencegah terjadinya penjarahan,” kata Kate, Senin (1/10) petang Wita.
Selanjutnya jurnalis yang berkantor di Jakarta ini menyampaikan diantara bantuan tersebut ada yang berasal dari Front Pembela Islam (FPI).
“Diantara barang tersebut ada yang berasal dari kelompok yang ‘terkenal’, Front Pembela Islam atau FPI,” ungkap Kate.
Apa yang disampaikan Kate ini mendapat respon warganet, karena mengkonfirmasi kehadiran FPI yang sempat diragukan kebenarannya oleh beberapa pihak. Apalagi setelah muncul siara pers dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) yang menyebut kehadiran FPI di Kota Palu adalah hoaks.
Some of the goods are coming from notorious Islamic group, Front Pembela Islam, or FPI.
— Kate Lamb (@_KateLamb) October 1, 2018
“Thanks Kate…🙏🏿” tulis akun @Anka_Ra3434.
https://twitter.com/Anka_Ra3434/status/1046723932626214912
Selain berterimakasih atas konfirmasi kehadiran FPI yang disampaikan Kate, warganet juga mengkritik penggunaan kata ‘notorious‘ yang digunaka Kate kepada FPI, yang bermakna ‘terkenal karena hal-hal buruk’.
Seperti yang disampaikan akun @mzanirah yang menurutnya keterkenalan FPI bukan karena hal buruk, tapi hal-hal baik, sehingga kata yang tepat adalah ‘famous‘.
“To us, FPI is not notorious but famous. Notorious means famous but for the bad things or bad deeds. FPI isn’t bad at all, but the framing of the media makes it look bad,” tulis akun @mzanirah.
Sebelumnya, Kominfo lewat rilis yang disampaikan lewat akun twitter resminya membantah berbagai informasi yang mereka sebut sebagai informasi bohong atau hoaks.
“Siaran Pers No. 253/HM/KOMINFO/10/2018 Tentang Identifikasi Hoaks terkait Gempabumi Sulteng, Kominfo Imbau Masyarakat Tak Sebarkan,” tulis @kominfo sambil menyertakan tautan ke rilisnya, Selasa (2/10).
Siaran Pers No. 253/HM/KOMINFO/10/2018 Tentang Identifikasi Hoaks terkait Gempabumi Sulteng, Kominfo Imbau Masyarakat Tak Sebarkan https://t.co/elcOapMBIK
— Kementerian Kominfo (@kemkominfo) October 2, 2018
Di point 5 rilis tersebut Kominfo mengatakan bahwa informasi Gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa Palu 7.7 adalah hoaks, merujuk kepada foto yang digunakan.
“Faktanya dalam gambar ini adalah relawan FPI membantu korban longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi,” tulis Kominfo.
(ARif R)
@kemkominfo @CNNIndonesia