Siapa yang tidak kenal dengan kota Denpasar. Ibukota provinsi Bali daerah yang banyak dikunjungi wisatawan. Sebagai kota destinasi wisata Denpasar terus berbenah agar pengunjung nyaman dan betah .

Berbeda dengan kebanyakan kota di Indonesia, kaki lima dan parkir di Denpasar lebih tertib.  Tidak terlihat penggunaa trotoar dan jalan oleh pedagang kaki lima untuk menggelar dagangannya. Mereka beraktivitas dibalik pagar. Tokopun tidak menggelar dagangannya sampai ke trotoar seperti kebanyakan kita temukan di Sumatera Barat. Pejalan kaki merasa nyaman karena hak mereka tidak dirampas.

Penggunaan jalan sebagai tempat parkir hampir tidak ditemukan. Kalaupun ada badan jalan yang digunakan sebagai tempat parkir, hanya untuk roda dua dan diberi batas tegas dengan pipa besi. Parkirnya diatur dengan tertib sehingga tidak mengganggu pengguna jalan.

Sikap masyarakat yang mematuhi aturan ini mendukung kebijakan pemerintah untuk memberikan kenyaman bagi wisatawan.

Keseriusan Pemda Bali dan dukungan masyaraknya dalam memajukan pariwisata juga  terlihat dalam penataan aturan bagi wisatawan yang berkunjung. Pengunjung diminta untuk menghormati nilai nilai warisan budaya bali. Sekalipun wisatawan dari mancanegara, dia diminta untuk menghormati tradisi yang sudah dianut masyarakat turun temurun.

Pantai Kuta Bali terkenal sebagai surga bagi wisatawan bule. Pantainya yang landai dan bersih, membuat bule senang untuk berjemur setelah puas mandi. Dengan memakai bikini, mereka leluasa menikmati hangatnya matahari.

Untuk kenyaman turis dan masyarakat, pemerintah Bali membangun tembok pembatas sepanjang pantai. Pada tempat tertentu disediakan pintu masuk.  Jadi, walaupun orang berlalulalang disepanjang jalan, aktivitas turis disepanjang pantai tidak tetlihat.

Infrastruktur penunjang wisata dibangun dengan tetap menjaga nilai budaya lokal. Gedung dibangun tidak boleh melebihi tingginya pura. Sehingga di Bali kita tidak temukan bangunan lebih dari empat lantai.

Keterpaduan pembangunan infrastruktur membuat pengunjung menjadij nyaman. Tempat penginapan, pusat belanja dan tempat buang hajat tersedia dan dikelola dengan baik. Walaupun tempat wisatanya diusahakan oleh masyarakat adat, tapi mereka mengurusnya secara profesional. Tidak ditemukan pemalakan. (Elfizon Amir)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama