Motto  “Telaga ilmuku ciptakan surga di masa depanku” terpampang di dinding belakang ruang kelas 1C sebuah SMP favorit di Boyolali, Jateng. Tulisan itu sering kubaca dari balik pintu kaca penghubung kelasku 1D, puluhan tahun silam.

Adalah menjadi budaya di SMP ku disetiap tahunnya diadakan lomba menghias kelas, dan harus pasang motto di dinding belakan tengah atas. Saya malah lupa motto apa yang tertulis di kelasku. Namun motto di kelas 1C itu begitu melekat di otakku.

Sebab motto tersebut sejalan dengan pesan bapakku “Kamu sekolah yang sungguh-sungguh, bapak tidak bisa memberi kamu harta. Jika nanti kamu pintar maka kamu akan bisa mencari harta sendiri”.

Memang saya menyaksikan sendiri kerja keras banting tulangnya kedua orang tuaku dalam memenuhi kebutuhan biaya pendidikan ke-6 anaknya, dan saya ragilnya.

Dimataku bapak adalah sosok yang luar biasa, beliau hidup di kampung yang termasuk pelosok untuk ukuran wilayah klaten. Namun pemikiran beliau sangat maju, beliau berlangganan koran, koleksi banyak buku terutama buku agama.

Beliau tidak banyak menasehati tapi lebih banyak memberi contoh, padanya saya belajar bertanggungjawab, padanya saya belajar bagaimana menjadi anggota masyarakat yang bisa bermanfaat bagi lingkungan tanpa pamrih.

Selama saya bersama bapak saya tidak bisa mengingat kapan bapak tidak sholat 5 waktu di masjid, kecuali pada saat perjalanan atau pas beliau berbaring sakit. Sholat malamnya juga sangat rajin, dan doa-doa malamnya selalu terpanjat untuk kebaikan dunia akhirat keluarganya.

Maka kupegang teguh nasehat bapakku agar aku sekolah yang sungguh-sungguh, sebab aku percaya bapakku tidak bohong.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama