Gegap gempita ummat berjamaah mendirikan Koperasi dengan usaha minimarket perlu diapresiasi. Pasalnya telah tumbuh kesadaran bagaimana menumbuhkan ekonomi ummat supaya lebih berdaya di negeri sendiri.
Dalam perjalanannya memang tidak mudah untuk menjadikan ummat ini lebih berdaya dengan patungan usaha, memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk menjadikan ummat lebih diuntungkan.
Produk-produk yang dihasilkan UKM milik anggota tidak serta-merta menggantikan produk pabrikan yang memang sudah dikenal masyarakat.
Ketika semua mart A,B,C,D milik ummat saling berlomba untuk membuka gerai sebanyak banyaknya sebenarnya siapa yang akan lebih cepat diuntungkan, jawabannya tentu pemilik pabrik yang produk-produknya sudah dikenal dan di konsumsi masyarakat luas selama ini.
Dengan jaminan pembeli tetap dari jama’ah minimarket yang dibentuk ummat tentu semakin mempermudah fungsi marketing dari pabrik-pabrik yang produk nya memenuhi display-display toko milik ummat selama ini.
Modal untuk membangun sebuah toko untuk tipe yang paling sederhana sekitar 400-an juta dengan rata-rata jumlah pemodal 1 toko sekitar 200-an orang.
Jumlah itu tentu akan menjadi kekuatan modal yang sangat luar biasa apabila masing-masing toko A,B,C,D dan seterusnya menargetkan minimal 100 Gerai atau bahkan lebih. Tinggal bagaimana pengelolaanya saja, bila dilakukan dengan profesional dan amanah tentulah akan bisa bersaing dengan minimarket yang lebih dulu berdiri.
Boleh dibilang usaha minimarket ini keuntungannya tidak terlalu besar, jika estimasi laba yang diharapkan untuk setiap item berkisar 8-20% . Laba tersebut merupakan laba kotor sebelum dikurangi variabel operasional seperti gaji karyawan, listrik, Air, dan logistik dan lain-lain yang bisa mencapai kisaran 10-20 juta untuk 1 mini market.
Selain operasional rutin, mini market juga harus menyiapkan dana untuk sewa tempat 1 atau 5 tahunan yang kisarannya bervariasi.
Sebagai contoh bila disimulasikan dalam kondisi ideal, jika estimasi laba 15% sementara pengeluaran rutin bulanan dikiasaran 10-20 juta maka omset yang aman harus dicapai paling tidak 300 juta/bulan.
Dengan omset 300 juta toko dapat dikatakan sehat dan bagus dari segi nilai keuntungannya.
Untuk mencapai omset 300 juta tidak cukup dengan keterlibatan belanja jama’ah. Perlu menarik minat pembeli diluar jama’ah di sinilah perlu kekuatan marketing yang handal.
Selain itu faktor lain yang bisa ditempuh untuk mencapai target 300 juta dengan cara meningkatkan margin setiap item, mungkin sekitar 25%-30%.
Ada resiko harga akan lebih mahal bila laba dinaikan, maka perlu mencari distributor yang berani memberikan harga pokok rendah atau diskon sehingga harga akan tetap bersaing.
Mencari distributor resmi atau utama dari setiap produk kemungkinan akan mendapatkan harga pokok yang lebih rendah dibanding lewat subdistributor (tangan ke-2 ato ke-3).
Tidak mudah usaha mini market berjama’ah ini perlu proses yang tidak singkat untuk mencapai keberhasilan.
Di sektor lain sebenarnya banyak membutuhkan sentuhan kekuatan modal berjama’ah. Seperti pertanian,peternakan disegala sektor, properti (perumahan,lahan komersial dan lahan produktif), pendidikan, Media dan sektor-sektor lain.
Sebagai contoh di sektor properti ini sangat vital baik lahan produktif (pertanian,perikanan dan perkebunan) ataupun lahan komersial (perumahan, hotel,toko dan lain-lain).
Sementara kenaikan harga properti dari tahun ketahun ini sangat fantastis. Berapa persen properti yang sudah dimiliki ummat berjama’ah ini?
Kaitannya dengan mini market sudahkah dipikirkan untuk memiliki lahan dan bangunan toko bukan sewa? Mengingat kenaikan properti yang fantastis setiap tahun. Keuntungan dari mini market yang relatif tetap bisakah menutup pengeluaran sewa lahan dan bangunan dari toko ini untuk beberapa tahun ke depan, hal ini perlu dipikirkan.
Ustad Nasrullah telah menggagas usaha properti ini lewat koperasi magnet rezekinya. Dari channel Telegram koperasi magnet rezeki salah satu misinya menyelamatkan properti yang ingin taubat dari riba.
Dibidang Pers pun telah lahir koperasi Swamedia Mitra Bangsa yang sekarang telah berkembang dengan baik lewat portal beritanya seruji.co.id. Koperasi ini lahir dari Gerakan Gotong Royong Muslim Untuk Media (GMKM), sebuah gerakan yang bertujuan agar Muslim yang mayoritas di Indonesia dapat menguasai media melalui kesadaran memilih media yang layak dikonsumsi (Media Literacy) dan kepemilikan atas media (Media Ownership).
Berita tentang pendirian mini market muslim pun telah banyak diberitakan di seruji.co.id. Ke depannya mungkin dapat dilakukan kerjasama antara koperasi dan cabang usaha yang saling melengkapi dan menguntungkan.
Diharapakan sektor pertanian, peternakan, perikanan juga digarap dengan serius oleh ummat. Kemudian terus mendorong dan membantu UKM untuk menghasilkan produk yang terstandarisasi dan dikenal oleh masyarakat luas, sehingga nantinya produk-produk UKM dapat mengisi display-display minimarket milik ummat.
Berbagi peran dalam kebangkitan ekonomi ummat adalah lebih baik, tidak harus semua berlomba-lomba membuka minimarket.